Pandemi covid-19 sudah melanda selama lebih dari setahun kebelakang di hampir seluruh negara. Tidak terkecuali di Indonesia, jumlah kasus positif covid-19 pun sampai saat ini masih menunjukkan angka yang fluktuatif.Â
Salah satu upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 adalah dengan memperkuat immunity melalui program vaksinasi.Â
Sejak awal tahun 2021, pemerintah terus menggenjot program vaksinasi covid-19 dengan harapan segera tercapai pemerataan vaksin oleh seluruh lapisan masyarakat diseluruh penjuru tanah air.Â
Namun, seiring dengan berjalannya program vaksinasi covid-19 ini, banyak ditemukan fakta dilapangan bahwa tidak semua masyarakat memahami sepenuhnya apa urgensi dari program vaksinasi ini.
Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo sebagai salah satu perguruan tinggi yang turut serta berpartisipasi dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara mandiri bagi Mahasiswa.Â
Mengusung tema Mas Jali yang merupakan akronim dari Mahasiswa Jaga Lingkungan, mewajibkan untuk setiap Mahasiswa KKN turut berkontibusi menjaga lingkungan dari ancaman virus covid-19. Berbagai program kerja dipersiapkan oleh setiap mahasiswa KKN guna mendukung campaign pemerintah memutus mata rantai penyebaran covid-19 di lingkungan masing-masing.
Pipit Nurdiyansah (28), salah satu mahasiswa yang mengikuti KKN mandiri periode kali ini menuturkan bahwa dirinya memiliki program edukasi masyarakat mengenai vaksinasi.
"Mungkin masih banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya bagaimana pentingnya vaksin covid-19 untuk menjaga diri sendiri dan orang lain".
Bertempat di Balai Dusun Dengok Lor, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (28/08) dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) oleh Mahasiswa KKN Univet Bantara Sukoharjo dengan tujuan menggali berbagai permasalahan vaksinasi serta membahas bagaimana solusinya.Â
Dihadiri oleh sekitar 15 peserta yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, diskusi berlangsung sekitar 45 menit dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.Â
"Masih banyak warga masyarakat yang belum paham tentang vaksin, apa yang boleh dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan" tutur Kumoro, Dukuh Dengok Lor yang turut hadir dalam acara tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, dipaparkan berbagai jenis vaksin covid-19 yang digunakan di Indonesia, manfaat vaksin, efikasi masing-masing vaksin serta kejadian ikutan pasca imunisasi (kipi) yang kemungkinan akan dirasakan setelah mendapatkan injeksi vaksin covid-19.
Setelah diadakan kegiatan diskusi, ditemukan fakta bahwa sebagian warga masyarakat belum melakukan vaksinasi karena khawatir akan efek yang dapat ditimbulkan setelah divaksin covid-19.Â
Wabiyem (35), salah satu peserta diskusi mengungkapkan bahwa sebagian warga Dengok Lor merasa takut divaksin covid-19 karena memiliki penyakit penyerta. "Ada yang memiliki riwayat penyakit stroke, penyakit darah tinggi dan penyakit diabetes" imbuhnya.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan cakupan vaksinasi covid-19 di Padukuhan Dengok Lor meningkat, tidak ada lagi warga yang menolak diberikan vaksin karena alasan takut atau khawatir" imbuh Pipit Nurdiyansah sebagai pelaksana kegiatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H