Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Dilahirkan Tuhan sebagai manusia di bumi, sama seperti manusia lain, ia cenderung bahagia dan polos saat anak-anak, lalu penuh kepura-puraan ketika dewasa. Dalam personality test gratisan ia seorang INFJ-T, 69% cenderung introvert, senang duduk di tempat yang tidak terlalu ramai lalu meramaikan diri dengan tanya jawab diri ke dirinya sendiri, beberapa hasil tanya jawab tersebut ditulis dalam catatan kecil berupa celotehan yang diketik dengan kedua jari telunjuknya di keyboard, lalu dititipkan di IG, Whatpadd, Kompasiana maupun Wordpress pribadinya, beberapa lagi dihimpun dalam buku yang diterbitkan berjudul "Celoteh Dua Jari: Karena Hidup adalah Kumpulan Catatan" dan tulisan antologi dalam buku berjudul "Bisikan Sayang Untuk Buah Hati".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan Ke-9 Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

2 November 2024   10:05 Diperbarui: 2 November 2024   13:48 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gambar pribadi

Memasuki penulisan jurnal refleksi dwi mingguan ke-9 ini saya sedang mempelajari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya setelah sebelumnya saya mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kabajikan. Dua materi yang sungguh luar biasa menurut saya untuk memahami peran kita di sekolah dalam kaitannya sebagai tugas memimpin pembelajaran.

Pada modul 3.1 saya belajar tentang dilema etika yang sering kita jumpai dalam proses pengambilan keputusan, bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan dilakukan dengan tetap berdasar pada keberpihakan terhadap murid, nilai-nilai kebajikan dan pertanggungjawaban dalam keputusan. Lalu saya lanjutkan pembelajaran pada modul 3.2, pada modul ini saya belajar mengidentifikasi sumber daya-sumber daya yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung terciptanya kualitas pembelajaran. Sekolah sebagai ekosistem tentu terdiri dari beragam aset yang dimiliki, bahkan tidak hanya yang sifatnya internal sebagai bagian dari sekolah, juga aset-aset eksternal yang dapat dikelola dengan baik dan bijak. Ada 7 aset yang dapat dikelola dalam komunitas termasuk sekolah, yaitu 1) aset manusia, 2) aset fisik, 3) aset sosial, 4) aset lingkungan/alam, 5) aset agama/budaya, 6) aset finansial, dan 7) aset politik. Ketujuh aset dimaksud harus dipandang dalam pendekatan berbasis aset, dimana kita fokus pada kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing sumber daya alih-alih fokus pada kelemahan yang dapat menghambat keyakinan dalam pengambilan keputusan untuk memanfaatkannya (pendekatan berbasis kekurangan).

Berikut saya tulis jurnal refleksi saya dengan struktur 4P sebagaimana jurnal-jurnal refleksi sebelumnya:

PERISTIWA/FACT

Dalam perjalanan dua minggu terakhir ini saya melanjutkan tahapan pembelajaran pada modul 3.1 yaitu tahap ruang kolaborasi, demontrasi kontekstual, elaborasi, koneksi antar materi dan aksi nyata, dibawah fasilitasi fasilitator kami, kami berbagi pendapat, pengetahuan, dan pengalaman dalam kasus-kasus dilema etika yang kami temui dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Dalam elaborasi kami dipandu instruktur Bapak Eko Pramesti Sumarto menyamakan persepsi dan meluruskan konsepsi-konsepsi yang salah terkait pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan.

Setelah tahapan modul 3.1 selesai, kami melanjutkan pembelajaran di modul 3.2, dimulai dari tahapan mulai dari diri, pada tahap mulai dari diri saya mengidentifikasi ekosistem yang ada di sekolah dan merefleksikan diri pada posisi saat ini terkait keterlibatan pada pemanfaatan sumber daya sekolah. Tahap berikutnya adalah eksplorasi konsep, pada tahap ini saya mempelajari posisi sekolah sebagai sebuah ekosistem, pendekatan berbasis aset dan berbasis kekurangan, aset dalam komunitas, dan beberapa studi kasus pengelolaan sumber daya.

Kegiatan saya lanjutkan pada tahap ruang kolaborasi, saya bersama rekan kelompok dan rekan sekelas melaksanakan idenifikasi aset-aset yang ada di daerah kami serta mendiskusikannya dalam forum diskusi ruang kolaborasi, saya belajar banyak dari pemikiran-pemikiran rekan-rekan kelompok dalam memandang dan memanfaatkan aset-aset yang ada yang ditujukan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Pada tahap demontrasi kontekstual saya saya mendemokan identifikasi dari kasus yang disajikan pada LMS dikaitkan dengan konsep BAGJA yang saya pelajari pada modul 1.3 dengan konteks pengelolaan aset yang sedang saya pelajari. Setelah demontrasi kontekstual, tahapan berikutnya yaitu elaborasi, bersama instruktur Ibu Uningsih saya menajamkan konsep-konsep tentang pengelolaan aset serta meluruskan beberapa kesalahan konsep yang semula saya anggap benar. Pada saat jurnal ini dibuat saya baru menyelesaikan tahapan koneksi antar materi, dimana saya menghubungkan materi yang sedang saya pelajari dengan materi di paket modul 1 dan paket modul 2. Adapun taha akhir dari alur MERDEKA yaitu aksi nyata, masih sedang saya kerjakan.

PERASAAN/FELING

Perasaan saya dalam mempelajari modul ini sangat senang, saya mendapat pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi peran saya sebagai pemimpin pembelajaran dan juga bagian dari manajemen sekolah. Dalam memandang aset yang ada saya percaya bahwa selalu ada kekuatan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan, pendekatan pandangan ini membuat pikiran saya lebih positif ketika menemukan titik kelemahan dari sumber daya yang saya temui, dan mencoba mengalihkan fokus pada kekuatan yang dapat dimanfaatkan. Semua upaya tadi adalah bentuk pengelolaan aset yang ditujukan untuk peningkatan kualitas pendidikan yang berpihak pada murid.

PEMBELAJARAN/FINDING

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun