Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Dilahirkan Tuhan sebagai manusia di bumi, sama seperti manusia lain, ia cenderung bahagia dan polos saat anak-anak, lalu penuh kepura-puraan ketika dewasa. Dalam personality test gratisan ia seorang INFJ-T, 69% cenderung introvert, senang duduk di tempat yang tidak terlalu ramai lalu meramaikan diri dengan tanya jawab diri ke dirinya sendiri, beberapa hasil tanya jawab tersebut ditulis dalam catatan kecil berupa celotehan yang diketik dengan kedua jari telunjuknya di keyboard, lalu dititipkan di IG, Whatpadd, Kompasiana maupun Wordpress pribadinya, beberapa lagi dihimpun dalam buku yang diterbitkan berjudul "Celoteh Dua Jari: Karena Hidup adalah Kumpulan Catatan" dan tulisan antologi dalam buku berjudul "Bisikan Sayang Untuk Buah Hati".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Coaching untuk Supervisi Akademik (Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Pendidikan Guru Penggerak)

5 Oktober 2024   16:45 Diperbarui: 5 Oktober 2024   17:53 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaitan dengan materi sebelumnya yaitu pada modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi dijelaskan bahwa setiap orang itu istimewa, setiap murid (dalam hal lebih luas adalah manusia) memiliki perbedaan kebutuhan dan strategi belajar, kebutuhan yang terdiri dari kesiapan belajar, gaya belajar dan minat belajar murid perlu didukung oleh strategi yang berbeda pula dalam penangannya. Dengan demikian seorang guru harus mampu memberikan hak belajar yang sama kepada setiap murid. Guru dapat menerapkan praktik coaching untuk menjalin komunikasi dengan muridnya. Dari percakapan coaching tersebut diharapkan dapat menemukan solusi dari permasalahannya. Seperti halnya kesiapan belajar, minat belajar, ataupun profil belajar yang dinginkan oleh murid.

Pada Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional, dijelaskan bahwa seseorang haruslah dalam keadaan kesadaran penuh atau mindfullness untuk menyadari emosi yang sedang ia rasakan. Kesadaran penuh dalam ruang lingkup kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dapat membuat keputusan dengan jauh lebih baik dan bertanggung jawab, keputusan yang bertanggung jawab ini adalah pilihan kemungkinan terbaik yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan pembelajaran sosial dan emosional ini butuh pembiasaan dan latihan sebagai wujud resiliensi seseorang dalam memecahkan masalahnya. Dalam teknik coaching, upaya pemahaman terhadap situasi sosial dan emosional seseorang dapat tersentuh dengan baik, hal ini dikarenakan pendekatan coaching memiliki prinsip dan kompetensi inti yang mengarah ke sana, tujuan akhir dari percakapan coaching juga adalah tanggung jawab dimana komitmen harus di lakukan dengan pelaksanaan aksi nyata dari apa yang akan direncanakan dalam coaching. Selain itu, melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan guru atau coach, peserta didik akan menemukan kedewasaan dalam proses berfikir melalui kesadaran dan pengelolaan diri, sadar akan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, mengambil perspektif dari berbagai sudut pandang sehingga sesuatu yang menjadi keputusannya telah didasarkan pada pertimbangan etika, norma sosial dan keselamatan.

COACHING DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Selain dalam upaya pengembangan potensi murid, coaching juga digunakan dalam proses pengembangan kompetensi guru. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru dituntut dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan juga orang lain (rekan sejawat), hal ini bertujuan agar guru dapat menemukan ide, cara, juga pemikiran kreatif untuk mengatasi tantangan dan masalah yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran di kelas atau di sekolah, pendekatan coaching akan menumbuhkan kolaborasi yang sehat dan baik antar guru sehingga terbangun kemitraan yang setara antara coach dan coachee, pada saat percakapan coaching berlangsung, guru yang berperan sebagai coachee dapat menentukan tujuan, mengidentifikasi dan menemukan rancangan solusi dari permasalahannya sendiri serta dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan perkiraan potensi yang paling baik. Coach sata itu hanya menghantarkan melalui kompetensi kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan memberikan pertanyaan yang berbobot dan terbuka.

Tantangan yang mungkin timbul dalam mengimplementasikan coaching dalam komunitas praktisi (terkait pengembangan kompetensi diri dan rekan sejawat) adalah muncul keraguan untuk memulai dan merasa khawatir atas penerimaan orang lain terhadap ide atau gagasan baru yang diungkapkan, juga kemungkinan munculnya ketidakpercayaan antara coach dan coachee, ketidakpercayaan ini saya rasa timbul dikarenakan senioritas, jabatan, masa lalu atau hal lain semisalnya, upaya yang dapat kita lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan selalu berpikir positif kepada orang lain, saya setuju dengan tiga hal yang tidak boleh kita lakukan dalam praktik coaching yaitu 1) jangan melabeli atau menjugde orang lain, 2) jangan berasumsi, dan 3) jangan mengasosiasikan dengan pengalaman yang pernah kita lalui. Setiap orang unik, setiap orang memiliki masalah, dan setiap orang punya potensi terbaik untuk menyelesaikan masalahnya sendiri secara mandiri, tugas kita sebagai coach adalah menjadi teman bercakap yang nyaman, mendengar dan membantu membuka potensi-potensi tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik.

Demikian koneksi antar materi modul 2.3 ini saya susun, semoga bermanfaat untuk saya dan kita semua, salam guru penggerak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun