Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Tidak ada yang spesial dengan saya, saya hanya berusaha selalu menjadi seorang pemelajar dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan ke-6 Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional

13 September 2024   22:31 Diperbarui: 13 September 2024   22:32 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber pribadi

Jurnal refleksi minguan ke-6 ini saya buat saat saya sedang mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, sebuah materi yang luar biasa menurut saya, dimana di modul sebelumnya saya dikenalkan dengan pembelajaran berdiferensiasi, di modul kali ini saya dikenalkan dengan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh individu, penciptaan lingkungan yang nyaman dan aman tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi akademik maupun keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya para murid, keselamatan dan kesejahteraan tersebut berupa kesejahteraan psikologis (well-being) yang optimal.

Pembelajaran Sosial dan Emosional ini bertujuan untuk mengembangkan lima kompetensi sosial dan emosional yaitu 1) kesadaran diri, 2) manajemen diri, 3) kesadaran sosial, 4) keterampilan berelasi, dan 5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kelima kompetensi yang dimaksud bersandar pada mindfulness atau kesadaran penuh, yakni kondisi dimana seorang murid memberikan perhatian yang penuh dalam keadaan sadar dan sengaja pada kondisi saat ini (saat pembelajaran), kondisi tersebut saya yakini sebagai kondisi terbaik murid dalam kesiapan menerima optimalnya pembelajaran sosial dan emosional.

Untuk mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional saya mengenal 4 indikator yang dapat dilakukan, empat indikator tersebut adalah 1) pengajaran eksplisit, 2) Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, 3) Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah dan 4) Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Adapaun bentuk penguatan dari indikator yang Penguatan KSE PTK di sekolah dapat dilakukan dengan bentuk menjadi teladan, belajar dan berkolaborasi.

Sebagaimana format 4P yang saya lakukan dalam jurnal refleksi sebelumnya, kali ini dalam jurnal refleksi dwi mingguan yang ke-6 saya uraikan sebagaimana uraian berikut:

PERISTIWA/FACT

Dalam dua minggu ini saya mempelajari modul 2.2 melalui tahapan MERDEKA,. Kegiatan saya awali dalam tahap mulai dari diri, dalam tahap ini saya melakukan refleksi kompetensi sosial emisonal yang saya miliki dengan menjawab tiga pertanyaan pemantik pengalaman yang pernah saya alami terkait kompetensi sosial dan emosional.

Kegiatan dilanjutkan pada tahap Eksplorasi Konsep, saya mempelajari secara mandiri konsep-konsep pembelajaran sosial emosional sebagaimana secara umum saya gambarkan pada tulisan di atas, dalam proses mempelajari konsep secara mandiri selain mempelajari modul saya juga mengisi beberapa pertanyaan terkait konsep pembelajaran sosial dan emosional sekaligus mendiskusikan dengan rekan sesama CGP. Pada tahap ini juga saya dihadapkan pada tugas menganalisa kasus Pak Eling dengan 5 buah kondisi, saya diharuskan menganalisa KSE yang ada pada kasus-kasus tersebut untuk mempertajam pemahaman saya.

Tahap ke-3 yang saya lakukan adalah Ruang Kolaborasi, saya dan rekan sesama CGP bekerja secara berkelompok mengerjakan dua sesi ruang kolaborasi, pada sesi pertama saya dan kelompok mendiskusikan ide implementasi pembelajaran sosial dan emosional pada murid tingkat SMA serta ide implementasi pembelajaran sosial dan emosional pada PTK pada tingkat SMA. Lalu pada ruang kolborasi sesi kedua saya dan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan pada sesi pertama.

Tahap berikutnya adalah demontrasi kontekstual, saya mencoba menyusun rencana pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh di dalamnya serta dapat diterapkan bagi murid di dalam kelas.

Pada tahap elaborasi pemahaman, bersama instruktur Pak Henri Rianto saya mengelaborasikan pemahaman-pemahaman yang sudah dipelajari pada tahap sebelumnya, pelajaran yang luar biasa yang disampaikan instruktur sehingga dapat meluruskan beberapa pemahaman saya yang belum tepat serta mempertajam keyakinan pada pentingnya implementasi pembelajaran sosial dan emosional di dalam kelas.

Adapun dua tahap terakhir yakni tahap koneksi antar materi dan aksi nyata pada saat jurnal refleksi dwi mingguan ke-6 ini dibuat masih sedang saya kerjakan, semoga tetap lancar dengan hasil yang optimal.

PERASAAN/FELING

Selama proses pembelajaran modul 2.2 ini tentu saya merasa sangat senang, banyak sekali pemahaman baru yang sangat penting yang saya dapatkan, bagaimana saya diajarkan dapat mengelola diri sebelum mengelola para murid, dalam hal ini saya sangat setuju bahwa seorang guru harus selesai dengan dirinya sebelum dia menghadapi murid dengan bermacam keadaan sosial emosionalnya. Melalui 5 kompetensi sosial dan emosional yang diajarkan, saya menyadari pentingnya menempatkan diri pada posisi terbaik sebagai guru dan mengupayakan menempatkan diri murid secara optimal di dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal pula.

Satu hal dasar yang saya percaya setelah mempelajari modul 2.2 adalah bahwa tujuan pendidikan kita adalah kesejahteraan psikologi (well-being) yang titik tolak pencapaiannya dari kesadaran penuh (mindfulness) yang harus dibiasakan terimplementasi dalam setiap proses pembelajaran dalam kelas

PEMBELAJARAN/FINDING

Melalui modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional ini saya mendapat banyak pelajaran penting, diantaranya yang menurut saya menarik adalah:

  • Ketika kita menemui masalah atau sedang pada kondisi yang sedang tidak baik-baik saja, maka berhentilah sesaat, ambil jeda, dan proses tersebut merupakan salah satu proses untuk memposisikan diri kita pada kondisi mindfulness (kesadaran penuh)
  • Pembelajaran sosial dan emosional tidak hanya dapat dilakukan secara terpisah dari pembelajaran, tetapi sangat dapat diintegrasikan dalam semua pembelajaran
  • Bahwa pembelajaran sosial dan emosional tidak hanya dilakukan oleh guru BP/BK, wali kelas atau guru agama saja, tetapi dilakukan oleh semua guru
  • Bahwa pembelajaran sosial dan emosional tidak hanya cocok digunakan pada anak usia dini saja, tetapi juga cocok diterapkan pada murid di segala usia.

PENERAPAN KE DEPAN/FUTURE

Berdasar pemahaman yang saya dapatkan pada modul 2.2, secara kongkrit hal yang saya dapat lakukan adalah.

  • Peduli pada aspek sosial dan emosional murid saya di dalam kelas dengan melatih kepekaan saya pada kondisi yang sedang terjadi di dalam kelas atau dialami oleh murid
  • Mencoba memasukan pembelajaran sosial emosional dalam rencana pembelajaran yang saya susun
  • Mempraktikan pembelajaran sosial dan emosional di dalam kelas
  • Berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional di sekolah
  • Melakukan refleksi dan umpan balik demi perbaikan pembelajaran yang saya lakukan

Tentu tidak akan berjalan sempurna, namun saya akan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh sumber daya yang saya miliki untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang aman dan nyaman dan mengarah pada pencapaian tahap well-being para murid melalui peningkatan kompetensi sosial emosional. Salam hangat rekan guru hebat di seluruh nusantara, sehat selalu ibu/bapak dimanapun berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun