Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Dilahirkan Tuhan sebagai manusia di bumi, sama seperti manusia lain, ia cenderung bahagia dan polos saat anak-anak, lalu penuh kepura-puraan ketika dewasa. Dalam personality test gratisan ia seorang INFJ-T, 69% cenderung introvert, senang duduk di tempat yang tidak terlalu ramai lalu meramaikan diri dengan tanya jawab diri ke dirinya sendiri, beberapa hasil tanya jawab tersebut ditulis dalam catatan kecil berupa celotehan yang diketik dengan kedua jari telunjuknya di keyboard, lalu dititipkan di IG, Whatpadd, Kompasiana maupun Wordpress pribadinya, beberapa lagi dihimpun dalam buku yang diterbitkan berjudul "Celoteh Dua Jari: Karena Hidup adalah Kumpulan Catatan" dan tulisan antologi dalam buku berjudul "Bisikan Sayang Untuk Buah Hati".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan ke-6 Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional

13 September 2024   22:31 Diperbarui: 13 September 2024   22:32 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber pribadi

Jurnal refleksi minguan ke-6 ini saya buat saat saya sedang mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, sebuah materi yang luar biasa menurut saya, dimana di modul sebelumnya saya dikenalkan dengan pembelajaran berdiferensiasi, di modul kali ini saya dikenalkan dengan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh individu, penciptaan lingkungan yang nyaman dan aman tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi akademik maupun keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya para murid, keselamatan dan kesejahteraan tersebut berupa kesejahteraan psikologis (well-being) yang optimal.

Pembelajaran Sosial dan Emosional ini bertujuan untuk mengembangkan lima kompetensi sosial dan emosional yaitu 1) kesadaran diri, 2) manajemen diri, 3) kesadaran sosial, 4) keterampilan berelasi, dan 5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kelima kompetensi yang dimaksud bersandar pada mindfulness atau kesadaran penuh, yakni kondisi dimana seorang murid memberikan perhatian yang penuh dalam keadaan sadar dan sengaja pada kondisi saat ini (saat pembelajaran), kondisi tersebut saya yakini sebagai kondisi terbaik murid dalam kesiapan menerima optimalnya pembelajaran sosial dan emosional.

Untuk mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional saya mengenal 4 indikator yang dapat dilakukan, empat indikator tersebut adalah 1) pengajaran eksplisit, 2) Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, 3) Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah dan 4) Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Adapaun bentuk penguatan dari indikator yang Penguatan KSE PTK di sekolah dapat dilakukan dengan bentuk menjadi teladan, belajar dan berkolaborasi.

Sebagaimana format 4P yang saya lakukan dalam jurnal refleksi sebelumnya, kali ini dalam jurnal refleksi dwi mingguan yang ke-6 saya uraikan sebagaimana uraian berikut:

PERISTIWA/FACT

Dalam dua minggu ini saya mempelajari modul 2.2 melalui tahapan MERDEKA,. Kegiatan saya awali dalam tahap mulai dari diri, dalam tahap ini saya melakukan refleksi kompetensi sosial emisonal yang saya miliki dengan menjawab tiga pertanyaan pemantik pengalaman yang pernah saya alami terkait kompetensi sosial dan emosional.

Kegiatan dilanjutkan pada tahap Eksplorasi Konsep, saya mempelajari secara mandiri konsep-konsep pembelajaran sosial emosional sebagaimana secara umum saya gambarkan pada tulisan di atas, dalam proses mempelajari konsep secara mandiri selain mempelajari modul saya juga mengisi beberapa pertanyaan terkait konsep pembelajaran sosial dan emosional sekaligus mendiskusikan dengan rekan sesama CGP. Pada tahap ini juga saya dihadapkan pada tugas menganalisa kasus Pak Eling dengan 5 buah kondisi, saya diharuskan menganalisa KSE yang ada pada kasus-kasus tersebut untuk mempertajam pemahaman saya.

Tahap ke-3 yang saya lakukan adalah Ruang Kolaborasi, saya dan rekan sesama CGP bekerja secara berkelompok mengerjakan dua sesi ruang kolaborasi, pada sesi pertama saya dan kelompok mendiskusikan ide implementasi pembelajaran sosial dan emosional pada murid tingkat SMA serta ide implementasi pembelajaran sosial dan emosional pada PTK pada tingkat SMA. Lalu pada ruang kolborasi sesi kedua saya dan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan pada sesi pertama.

Tahap berikutnya adalah demontrasi kontekstual, saya mencoba menyusun rencana pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh di dalamnya serta dapat diterapkan bagi murid di dalam kelas.

Pada tahap elaborasi pemahaman, bersama instruktur Pak Henri Rianto saya mengelaborasikan pemahaman-pemahaman yang sudah dipelajari pada tahap sebelumnya, pelajaran yang luar biasa yang disampaikan instruktur sehingga dapat meluruskan beberapa pemahaman saya yang belum tepat serta mempertajam keyakinan pada pentingnya implementasi pembelajaran sosial dan emosional di dalam kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun