Salam Guru Penggerak!
Saat ini perjalanan belajar saya telah sampai di awal paket modul 2 (dua) dari 3 (tiga) paket modul yang saya pelajari selama pendidikan Guru Penggerak saya jalani, pada waktu jurnal refleksi ke 5 (lima) dibuat saya sedang berada pada modul 2.1 yakni modul Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Murid. Ada banyak hal baik yang saya pelajari baik dari fasilitator, narasumber, pengajar praktik maupun dari rekan-rekan sesama Calon Guru Penggerak tentang bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan baik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan murid.
Pembelajaran ini menegaskan kembali pemahaman saya bahwa faktanya murid-murid kita di kelas memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perbedaan-perbedaan tersebut perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka dipastikan akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut. Saya yakin dan sadar bahwa tugas saya adalah melayani murid-murid dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Berdiferensiasi artinya saya harus berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan proses pembelajaran di kelas secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid sebagai respon dari kebutuhan murid yang beragam.
Setidaknya ada tiga hal yang saya dapatkan selama mempelajari modul ini, yang pertama adalah pembelajaran diferensiasi bertolak dari mengetahui kebutuhan murid. Pemenuhan kebutuhan murid memiliki 3 (tiga) aspek yang diperhatikan yaitu 1) kesiapan belajar murid, yakni sejauh mana kapasitas murid untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. 2) Minat murid, yakni keadaan mental murid yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri, dan 3) Profil belajar murid, yakni mengacu pada cara-cara bagaimana murid sebagai individu paling baik belajar.
Aspek kedua saya belajar tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi, dimana dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi saya dapat menggunakan 3 strategi yaitu 1) diferensiasi konten, yakni merujuk pada strategi penyajian format penyampaian konten yang harus dipelajari murid. 2) diferensiasiasi proses, yakni merujuk pada perbedaan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami konten secara optimal, dan 3) diferensiasiasi produk, yakni merujuk pada strategi untuk membedakan produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari oleh murid.
Asek ketiga yang saya pelajari adalah terkait penilaian pembelajaran berdiferensiasi. Dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi diperlukan penilaian yang utuh dan berkelanjutan, ada tiga jenis penilaian yang dilakukan yaitu 1) Assessment for learning, yakni penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. 2) Assessment of learning, yakni penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif. 3) Assessment As learning, yakni penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.
Tantangan yang menarik untuk mengimplementasikan hasil perjalanan belajar saya untuk dilakukan di dalam kelas.
Sebagai jurnal refleksi dwi mingguan yang ke lima, secara detail saya coba jabarkan sebagai berikut:
Â
PERISTIWA/FACT
Periode pembelajaran dalam rentang jurnal refleksi keempat dan kelima, saya tengan mempelajari modul 2.1 tentang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan murid, kegiatan diawali dengan tahapan mulai dari diri, pada tahap ini saya mengerjakan survey dengan mengisi pertanyaan terkait kondisi kelas dengan segala bentuk keberagaman murid-murid saya. Kegiatan dilanjutkan pada tahap eksplorasi konsep, saya mempelajari konsep-konsep keberagaman murid, kebutuhan murid, strategi pembelajaran berdiferensiasi dan penilaian pembelajaran berdiferensiasi baik dilakukan secara mandiri maupun berupa diskusi tertulis dengan rekan-rekan calon guru penggerak yang lain.
Tahap berikutnya adalah ruang kolaborasi, saya dan rekan-rekan menganalisa kasus berupa contoh situasi proses pembelajaran di SD, SMP, SMA dan SMK. Hasil analisis dikaitkan dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi yang sudah dipelajari pada taap eksplorasi konsep.
Pada tahap selanjutnya, di tahap demontrasi kontekstual saya mencoba menyusun rencana pembelajaran yang dapat diaplikasikan di dalam kelas dengan memperhatikan konsep pembelajaran berdiferensiasi, saya mencoba menyusun rencana pembelajaran dengan bertolak dari kebutuhan murid dalam kelas serta merencanakan pembelajaran dengan memperhatikan kondisi keberagaman tersebut.
Lalu tahapan dilanjutkan pada tahap elaborasi pemahaman, bersama instruktur Pak Anang Purwito saya belajar mengelaborasikan pemahaman saya tentang pembelajaran berdiferensiasi, termasuk di dalamnya adalah pelurusan konsepsi saya yang salah. Melalui elaborasi saya mencoba mempertajam pengetahuan yang saya sudah pelajari sehingga terbentuk pemahaman yang lebih utuh dan lebih dalam. Pada saat jurnal ini dibuat, tahapan perjalanan saya di modul 2.1 menyisakan tahap koneksi antar materi dan aksi nyata yang sedang dalam proses pengerjaan.
PERASAAN/FELING
Perasaan saya dalam mempelajari materi ini sangat senang, saya sebelumnya menganggap bahwa pembelajaran berdiferensiasi memerlukan sumber daya yang berat, sehingga saya sangat tertarik mempelajari diferensiasi. Setelah saya jalani, saya menemukan banyak hal baru terkait materi serta konsep yang mematahkan anggapan saya, saya menyadari bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan hal sangat penting untuk menjangkau keberagaman murid, pembelajaran diferensiasi merupakan kebutuhan guru dalam upaya mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran, perlu pemahaman yang baik serta sudut pandang yang tepat agar konsep ini tidak terasa menjadi beban karena sebenarnya sejauh ini kita sudah melakukan beberapa prilaku pembelajaran berdiferensiasi hanya belum mengenal bahwa hal tersebut adalah implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Perilaku-perilaku baik tersebut perlu dipertajam dan dijalankan secara konsisten, agar hasil yang diharapkan terkait tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
PEMBELAJARAN/FINDING
Melalui modul 2.1 tentan pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan murid ini saya mendapat banyak pelajaran penting, diantaranya yang menurut saya menarik adalah:
- Bahwa dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi saya harus memahami dan menyadari siapa saja murid yang saya ajar, apa yang akan saya ajarkan, dimana saya melakukan kegiatan mengajar, serta bagaimana saya mengajar. Pertanyaan tersebut dapat memandu saya merancang pembelajaran yang tepat.
- Bahwa dalam mengimplementasikan pembelajaran diferensiasi, standar pembelajaran harus sama kepada semua murid, yang membedakan hanya strategi pembelajarannya yaitu mencakup konten, proses dan produknya saja
- Bahwa diferensiasi bukan strategi pembelajaran, tetapi diferensiasi merupakan filosofis tentang belajar mengajar, diferensiasi adalah seperangkat prinsif, dimana apapun strategi belajarnya prinsip diferensiasi dapat dan penting untuk digunakan
- Bahwa pembelajaran diferensiasi bukan hal mutlak sama antar guru, pembelajaran berdiferensiasi berdasar pada pengalaman diri sendiri dengan sumber daya yang berbeda antar guru sesuai keadaan guru masing-masing
- Bahwa diferensiasi bukan tentang sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan, tetapi sebenarya setiap guru dalam keseharian mengajar pasti sudah memperhatikan murid dan pasti sudah mengakomodir kebutuhan murid, tetapi dari semua proses mengakomodir kebutuhan tersebut baru sedikit yang konsisten, dan diferensiasi perlu kekonsistenan
- Bahwa pembelajaran diferensiasi tidak dapat dipisahkan dari lingkungan belajar yang positif
- Bahwa pembelajaran diferensiasi tidak menampikan bahwa ada banyak pendekatan belajar yang dapat dilakukan melalui prinsif diferensiasi
PENERAPAN KE DEPAN/FUTURE
Beranjak dari pembelajaran yang saya dapatkan, maka saya anggap penting untuk membiasakan pengimplementasian pembelajaran berdiferensiasi dalam kelas saya, saya rasa hal kongrit yang saya dapat terapkan untuk tujuan tersebut adalah
- Mengetahui kebutuhan murid melalui asesmen yang saya rencanakan, asesmen yang disusun tidak harus formal tetapi dapat menginterpretasikan murid dengan baik
- Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid tersebut mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi
- Mencoba dan membiasakan pembelajaran diferensiasi di kelas
- Merefleksi diri terkait impelemntasi pembelajaran berdiferensiasi tersebut untuk perbaikan yang dilakukan secara kontinyu, konsisten dan konvergen
Demikian jurnal refleksi dwi mingguan ke-5 ini saya buat, semoga upaya kita dalam melakukan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan murid dapat berjalan dengan baik, salam bapak/ibu guru seperjuangan yang hebat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H