Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Tidak ada yang spesial dengan saya, saya hanya berusaha selalu menjadi seorang pemelajar dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan ke-4 Modul 1.4. Budaya Positif

9 Agustus 2024   12:39 Diperbarui: 9 Agustus 2024   14:07 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Ruang Kolaborasi, saya dan rekan kelompok menganalisa 4 buah kasus, kasus yang pertama menurut saya adalah kasus yang mengajari kita bahwa tahapan restitusi harus lengkap dilaksanakan, kasus kedua memperlihatkan bagaimana pentingnya posisi peran kontrol, kasus 3 tentang masalah anak yang muncul karena anak perlu pemenuhan kebutuhan, dan kasus 4 bagaimana posisi kontrol dan tahapn restitusi dilaksanakan dengan tepat.

Pada saat jurnal refleksi dwi mingguan ini dibuat saya baru menyelesaikan tahapan Ruang Kolaborasi tersebut, saat ini saya sedang menyusun dan mempersiapkan diri melaksanakan tahapan selanjutnya yaitu Demontrasi Kontekstual, Elaborasi, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata.

Selain tahapan MERDEKA yang saya lakukan, di hari terakhir dwi mingguan keempat ini saya juga melaksanakan Lokakarya 2 di SMPN 2 Ciamis bersama pengajar praktik dan rekan CGP angkatan 11 lainnya di Kabupaten Ciamis.

PERASAAN/FELING

Proses mempelajari modul 1.4 ini memang terasa berat, selain materi dan tugas modul yang cukup banyak, juga terkait beberapa tugas lain di sekolah, cukup menyita memang, namun manfaat yang saya rasa akan saya dapatkan setelah mempelajari modul ini menjadi penyemangat saya untuk terus berusaha dengan baik mengikutinya. Saya senang mendapatkan pemahaman tentang cara agar budaya positif tercipta di sekolah, senang mengetahui kiat-kiat dan teknis yang tepat yang harus dilakukan ketika mendapati masalah murid, sehingga punya bekal dalam melaksanakan tugas keseharian saya yang pasti menemui kasus-kasus serupa.

PEMBELAJARAN/FINDING

Dari modul 1.4 tentang Budaya Positif banyak pelajaran yang saya dapatkan, beberapa diantaranya yang menarik bagi saya antara lain:

  • Bahwa pemahaman saya tentang guru dan peraturan sekolah dapat mengontrol murid adalah keliru, tidak ada yang dapat mengontrol orang lain, orang lain punya kendali atas dirinya sendiri, termasuk murid. Hal ini membuat saya sadar bahwa yang harus dipikirkan kita adalah bagaimana siswa dapat mengontrol dirinya sendiri dalam menciptakan lingkungan dan budaya positif.

  • Saya berpendapat bahwa semua penguatan yang dilakukan guru adalah positif dan memberi manfaat, ternyata pemahaman saya keliru, bahwa penguatan positif dapat terbagi kedalam 5 posisi kontrol, dan setiap posisi kontrol punya dampak yang berbeda pada murid. Perlu pemilihan posisi kontrol yang baik agar dampak yang dirasakan juga baik.

  • Bahwa kritik atau membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter adalah salah, pemilihan posisi kontrol ini justru akan membuat murid merasa buruk tentang dirinya, alih-alih menguatkan karakter, kondisi ini justru akan memperlemah karakter.

  • Saya berpendapat bahwa sebagai guru kita boleh memaksa, dari modul ini saya paham bahwa pendapat itu salah, perilaku memaksa tidak akan efektif dalam jangka waktu panjang dan kemungkinan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk.

  • Saya belajar bahwa ada tingkatan lebih tinggi dari peraturan atau tata tertib yang sifatnya lebih teknis, yaitu keyakinan yang sifatnya lebih konsep dan berlaku universal, keyakinan ini menyangkut nilai-nilai kebajikan yang berlaku secara universal.

  • Saya belajar bahwa semua tindakan manusia pasti berdasar tujuan yakni pada pemenuhan kebutuhan, dan kebutuhan manusia terbagi menjadi 5 yaitu bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kebebasan, kesenangan dan penguasaan.

  • Saya belajar tentang lima posisi kontrol dalam menerapkan budaya positif, yakni sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer
  • Saya belajar bahwa dalam melakukan penanganan kasus digunakan ttahapan segitiga restitusi, yaitu menstablikan identitas, validasi tindakan yang salah serta menanyakan keyakinan

PENERAPAN KE DEPAN/FUTURE

Berdasarkan hal yang saya pelajari tersebut, hal kecil yang saya akan lakukan dalam alsi nyata adalah

  • Mempraktikan pemahaman yang didapat tentang segitiga restitusi dalam penanganan masalah di dalam kelas/sekolah
  • Mempraktikan penerapan budaya positi berdasar disiplin positif, keyakinan dan posisi kontrol
  • Mendiseminasikan ilmu yang saya dapatkan dalam forum komunitas guru di sekolah saya

Demikian jurnal refleksi dwi mingguan ke-4 ini saya buat, semoga menjadi pembendaharaan yang bermanfaat untuk pendidikan Indonesia, salam dan tetap semangat!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun