Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Tidak ada yang spesial dengan saya, saya hanya berusaha selalu menjadi seorang pemelajar dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan ke-3 Modul 1.3. Visi Guru Penggerak

27 Juli 2024   09:54 Diperbarui: 27 Juli 2024   10:22 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Guru Penggerak!

Pada refleksi dwi mingguan yang ketiga ini, saya mempelajari materi modul 1.3 tentang visi guru penggerak, pelajaran yang sungguh luar biasa bermakna dalam perjalanan belajar saya, saya menyadari bahwa ada tujuan penting di masa depan yang harus diperjuangkan oleh seorang guru, ada mimpi besar yang merobek sekat ruang kelas dan waktu, bahwa yang sedang diupayakan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah tidak hanya tentang ruang lingkup yang terbentuk di ruang kelas dan pada waktu tertentu, melainkan untuk tujuan yang jauh lebih besar yaitu membentuk sebuah generasi yang memiliki karakter profil pelajar pancasila utuh di masa depan.

Puisi Ir. Soekarno berjudul “Aku Melihat Indonesia” mengajarkan saya untuk melihat keutuhan dan keluasan berfikir, bahwa apa yang ditemui dalam detail karakteristik kecil di sekolah setiap hari, adalah perwujudan wajah generasi besar di masa depan, generasi utuh yang akan menjalani kehidupan sebagai manusia tunggal sekaligus manusia bermasyarakat, generasi yang memiliki kemampuan dan karakter baik, generasi yang harus bahagia dan selamat setinggi-tingginya. Kondisi yang ingin dicapai tersebut harus menjadi impian atau keinginan yang sungguh-sungguh harus diperjuangkan perwujudannya oleh kita sebagai pendidik, impian dan keinginan besar itulah yang disebut sebagai visi.

Dalam merealisasikan visi, kita dapat menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif, yaitu pendekatan yang menekankan pada kekuatan yang dimiliki, penghargaan, pengakuan, dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai, makna, atau esensi dari suatu keadaan. Sebagai manusia yang tidak sempurna, tentu kita tidak menafikan kelemahan yang kita miliki, tetapi kita bisa merubah cara pandang dan titik fokus perhatian kita kepada kekuatan yang ada pada diri alih-alih terpaku pada memikirkan kelemahan dan lupa pada kelebihan. Pergeseran cara pandang tersebut membuat kita lebih konsentrasi pada arah yang positif, kita akan selalu berfikir apa yang bisa kita lakukan dan sumbangkan dari kekuatan yang dimiliki, upaya yang dapat dilakukan setiap hari, setiap saat, bergerak, bergerak dan terus bergerak.

Upaya mewujudkan visi tentu tidak mudah, perlu langkah-langkah kongkrit yang berkelanjutan, pada kondisi ini saya teringat konsep trikon Ki Hadjar Dewantara, yaitu kontinu, konvergen dan konsentris, saya rasa sangat benar kita mengupayakan langkah kita dalam mewujudkan visi harus selalu berkelanjutan serta berkesinambungan, mengambil pelajaran bermakna dari berbagai sumber, dan harus tetap memperhatikan kepribadian kita sendiri.

Visi besar itu diejawantahkan dalam prakarsa-prakarsa perubahan kecil yang logis dan dapat dilakukan, prakarsa perubahan merupakan langkah awal untuk memulai perubahan, langkah untuk memulai pergerakan mencapai kondisi yang diharapkan, kondisi yang diharapkan ini adalah wujud visi secara realistis yang dapat kita temu kenali setelah prakarsa perubahan dilakukan. Dalam penyusunan prakarsa perubahan, kita dapat lakukan dengan membuat alur kanvas BAGJA, BAGJA adalah akronim tahapan dari Buat Pertanyaan Utama, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana dan Atur Eksekusi, lima tahapan penyusunan tersebut kita lakukan untuk menemukan rencana yang akan dilakukan secara utuh supaya hasil yang akan dicapai juga optimal.

Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kolaborasi positif dalam mewujudkan visi, karena visi mewujudkan sebuah generasi tidak akan mungkin dicapai hanya oleh seseorang, melainkan membutuhkan tindakan kolektif, kerja sama dan gotong royong, perlu pengkomunikasian visi yang baik, bahwa visi yang ada adalah visi bersama, sehingga setiap individu memiliki komitmen yang sama dalam mewujudkannya.

Dalam refleksi dwi mingguan tentang apa yang telah saya uraikan di atas, saya masih menggunakan sistematika 4P yakni Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan Ke Depan dari apa yang sudah saya lakukan dalam proses mepelajari modul 1.3 ini.

 

PERISTIWA/FACT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun