Mohon tunggu...
Pipiet Senja
Pipiet Senja Mohon Tunggu... profesional -

Seniman, Teroris Tukang Teror Agar Menjadi Penulis, Pembincang Karya Bilik Sastra VOI RRI. Motivator, Konsultan Kepenulisan, Penyunting Memoar: Buku Baru: Orang Bilang Aku Teroris (Penerbit Zikrul Hakimi/ Jendela)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Lain dari Negeri Beton: Merendam Bekas Pembalut di Sop

4 Oktober 2011   23:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:20 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_139546" align="aligncenter" width="448" caption="sik sik temple"][/caption] Sau Mau Ping, Rabu 5 Oktober 2011 Ini kisah nyata juga,  hanya kali ini bukan tentang nestapa BMI melainkan lakon yang dialami oleh seorang majikan. Kejadiannya sudah lama, tetapi tetap melekat dalam ingatan sang majikan, seorang warganegara Indonesia yang menikah dengan pria Hong Kong. Kita sebut saja Ning, asli Sunda yang telah duapuluh tahun menikahi mualaf China. "Saya ambil pembantu dari agen di kawasan Wanchai," tuturnya memulai. "Anaknya sih masih belasan tahun, sudah dua tahun tinggal di Hong Kong. Artinya ini kontraknya yang kedua." Satu hari, Ning merasa aneh dengan rasa dan aroma sup buatan simbak. Rasanya ada anyir dan bikin perut langsung mual. "Kamu pake bumbu apa sopnya ini, Mbak?" tanyanya kepada simbak. "Hmm, seperti biasalah," sahutnya terdengar mengambang. Penasaran dia mengambil sedikit kuah sop itu, kemudian membawanya ke rumah sahabatnya yang tinggal tak jauh dari apartemennya. Sahabatnya sudah lebih lama lagi tinggal di Hong Kong, sudah banyak makan asam garam dan bergaul luas di kalangan BMI. Begitu memeriksa kuah sop dan mencicipinya juga, dia kontan berkomentar:"Ini dicampur dengan darah, mmm, bisa jadi dia punya pembalut dimasukkan ke sop kamu!" Aduuuh, betapa terkejutnya Ning! Ketika ditanya bahkan sampai diminta bersumpah dengan Al Quran, akhirnya simbak tidak bisa mengelak lagi. "Ya, saya memang merendam pembalut ke sop itu. Kata Dukun yang saya temui, itu bisa bikin majikan sayang kepada saya," kilahnya. Kasusnya langsung ditangani pihak berwenang. Simbak dihukum, kemudian dikembalikan ke kampungnya dan di-black list namanya tidak bisa kembali ke Hong Kong. Sejak saat itu Ning tak pernah mau makan sop lagi, trauma, katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun