Usai makan, kami mampir di rumahnya milik pemerintah, artinya uang sewanya disubsidi, jadi hanya 3000 dolar HK atau sekitar 3 jt-an. Tempat tinggalnya ternyata terletak di lantai 34. Ketika naik tidak masalah, tetapi waktu turun serasa kepalaku mendadak pening; ngiiiiieeeeng, zhiiiieng!
Dari kamarnya kami bisa melihat sebuah pemandangan yang sangat indah. Tampak laut atau selat (?) Shim Sha Tsui. Gedung-gedung pencakar langit. Saat itulah aku baru engeuh (dasar telmi!) mengapa negeri ini disebut negeri beton. Ya, karena betonnya menjulang dan ada di mana-mana!
Hujan sudah berhenti, setelah solat zuhur, kami melanjutkan perjalanan, turun dari apartemennya yang unik itu, kemudian menyisir petamanan. Hatta, kedua mertua Saribanon yang sudah berusia 90-an, masih bisa bolak-balik menyisir taman setiap pagi, dan itu dilakukannya seumur hidupnya. Woooow, pantaslah berumur panjang!
“Tidak makan penyedap rasa, tidak mengkonsumsi garam dan gula secara berlebihan, tidak merokok dan selalu makan makanan bergizi. Itulah resep panjang umur warga San Mau Ping,” demikian penuturan Saribanon.
Ketika kami datang, kedua mertua sedang jalan-jalan untuk makan siang, biasanya langsung dilanjutkan untuk karaokean. Bayangkan, pasangan 90 dan 80 masih doyan karaokean!
Petamanan di Sau Mau Ping selain ditumbuhi pepohonan yang rindang, mirip hutan mini di kawasan kampus Universitas Indonesia, tampak pula berbagai peralatan olah raga. Lengkap dengan petunjuk pemakaiannya!
Kalau di Jakarta cuma ada di Fitness Center dan harus bayar, tentunya.
Pemerintah Hong Kong begitu memedulikan kesehatan warganya agaknya. Pamflet dan peringatan agar tidak merokok berikut ancaman denda jika dilanggar, tampak dipasang di berbagai sudut.
Hutan mini itu dinuansa dengan jalan yang bertingkat-tingkat, memang enak sekali jika untuk jogging.
Setelah bolak-balik dan berjalan kaki tiga undakan, daku terpaksa menyerah kepada nenek-nenek. Pasien kekurangan darah macam daku ini, seumur hidup olah raganya yang sangat ringan, sebab jika banyak mengeluarkan enerji takaran darah kami akan gampang habis.
Ternyata di petamanan itu pun disediakan fasilitas kamar mandinya. Begitu kami melongok ke dalam aroma harum langsung menerpa hidung. Dan begitu salah satu kamar mandi dibuka, hmmm, bersihnya, masih ada kelebihannya yakni; Spa! (Haven Street, Pipiet Senja)
Terimakasih kepada Hajjah Neneng Saribanon yang telah menyenangkan hari kami, waktu itu, sampai jumpa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H