Mohon tunggu...
Agung_Pipied
Agung_Pipied Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat seni

Catatan Pasutri (Perjalanan Imajinasi)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perjalanan Cinta Susu: Jodoh dan Hidup Sehat(i)ku

10 Maret 2017   15:42 Diperbarui: 11 Maret 2017   02:00 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal susu sebagai minuman, sekaligus sebagai tambahan nutrisi bagi tubuh, sudah saya kenal sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Saya mengenal susu sebagai minuman dengan kandungan yang kaya akan kalsium dan nutrisi penting lainnya yang penting bagi tubuh, saat dikenalkan pola makan 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna (maklum saja, saya adalah generasi tahun 90-an saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar).

Kebutuhan nutrisi tambahan yang terkandung dalam susu, menjadi subtitusi penyempurna dalam pola makan 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna, selain nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Sehingga hampir setiap hari, Ibu saya selalu tak lupa menyuguhkan susu saat makan pagi (sarapan) sebelum saya berangkat sekolah, maupun di saat waktu makan lainnya.

Mungkin pola makan 4 sehat 5 sempurna sudah tidak digunakan lagi saat ini, atau lebih tepatnya sudah berganti menjadi pola makan seimbang. Bagi saya itu tidak jauh berbeda, karena pada prinsipnya dalam kedua pola makan tersebut adalah kecukupan nutrisi penting bagi tubuh.

Kerena terbiasanya meminum susu dalam sehari-hari, kebiasaan meminum susu sejak kecil hingga saat dewasa ini, tak mudah saya lepas saat dimanapun saya berada. Bahkan hingga saat saya kuliah,  dan harus membiasakan meminum susu bukan hasil buatan Ibu, seperti di rumah.

Kebiasaan meminum susu yang terpolakan dari kecil, tidak cukup sulit bagi saya (waktu itu) untuk mencari susu di tempat saya yang baru. Karena saya kuliah di Malang, tentunya untuk mencari susu bisa dikatakan cukup mudah.

Malang yang dikenal sebagai salah satu kota besar dengan embel-embel sebagai kota pelajar, bagi saya cukup mudah untuk menemukan susu diberbagai tempat. Kita (mahasiwa) bisa membeli dengan mudah di warung, kios, dan swalayan yang banyak dijumpai di kota ini. Bahkan, untuk mencari kedai yang khusus menjajakan aneka varian susu segar, di malang juga sudah menjadi hal yang familiar. (tau sendiri kan, malang dengan sejuk alamnya, masih banyak peternakan sapi perah yang setiap hari selalu ready stock susu sapi segar).

Mulai mengenal kota pelajar ini, yaitu Kota Malang, saya suka mencari-cari tempat jajanan malam. Mulai dari nongkrong di warung kopi, sampai kedai-kedai makanan khusus yang menjajakan makanan dan minuman khas Malang. Namun ada yang unik dari saya, meski ngopi di warung kopi, yang saya pesan bukanlah kopi, melainkan susu (bahkan hal ini menjadi kebiasaan di mata teman-teman saya, karena seringnya ngopi, tapi yang dipesan susu).

Semakin lama di Malang, semakin saya mencari tempat-tempat yang sekiranya cocok buat destinasi berkuliner dan melepas kepenatan dalam tugas kuliah dan aktivitas organisasi. Tidak hanya di Malang, saya mencari tempat yang nyaman, bahkan sampai ke Kota Wisata Batu. Di Kota ini (Kota Batu), saya menemukan beberapa tempat yang saya anggap nyaman, selain jajanan kulinernya yang juga enak tentunya, yang cocok untuk refreshing saat malam hari.

Karena saya adalah penggila susu, maka yang saya cari (khususnya di Kota Batu) adalah tempat yang menyuguhkan susu di daftar menunya, selain menu makanan untuk santap makan malamnya.

Sangking gemarnya meminum susu, saya sering mengajak teman untuk bergerilya ke Kota Batu hanya karena ingin mencari kedai susu yang enak, yang kebetulan, teman saya juga seorang penggemar susu. Iya, patokan saya mencari susu adalah susu yang enak dan nikmat jika diminum. Karena prinsip saya, jika rasa susu enak, maka (InshaAllah) kandungan nutrisi yang ada di dalamnya pun pasti masih terjaga. Hal ini karena perlakuan susu yang kurang baik, akan menjadikan rasa susu yang kurang enak juga.

Singkat cerita, setelah berpindah-pindah mencari tempat nongkrong, akhirnya saya dan teman saya menemukan kedai susu yang dikelola salah satu KUD di Kota Batu. Iya, kedai yang khusus menjajakan aneka varian susu dan soto daging itu, sangat cocok dengan kriteria yang kita inginkan. Rasa susu segarnya sangat enak saat diminum dengan suhu Kota Batu yang dingin, ditambah soto dagingnya yang “sepakat” dengan lidah kita berdua.

Setelah pertama kali ke kedai susu KUD, saya mendeklarasikan (sendiri) kedai itu sebagai tempat langganan nongkrong kami. Tak lama kemudian, saat waktu senggang disela padatnya aktivitas perkuliahan, saya suka mengajak lagi teman saya untuk kesana (kedai susu). Tak pernah dia (teman saya) menolak untuk menyambangi kedai langganan kita lagi.

Sampai beberapa kali ke sana (kedai susu), akhirnya kita dihentikan sementara menyambangi kedai karena padatnya tugas kuliah dan aktivitas lainnya yang kebetulan (saat itu) kita sama-sama kuliah di semester akhir.

Namun, berhentinya mengunjungi kedai susu, bukan berarti saya juga berhenti meminum susu. Aktivitas meminum susu tetap berlanjut, digantikan dengan susu seduh (instan) khas warung kopi dekat kampus.

Selain itu, perjalanan minum susu kita (saya dan teman saya) pun juga tidak berhenti. Kita masih sering meminum susu bersama, hanya saja tempat (nongkrong) dan wadahnya berbeda. Kali ini (waktu itu), kita berganti ke kemasan kotak (alias susu kotak), yang bisa kita dapatkan di swalayan maupun warung kios yang ada disekitar kampus.

Bicara tentang susu kotak, sebenarnya ini kebiasaan baru bagi saya, karena sebelumnya hanya minum susu buatan Ibu, atau beli di warung maupun di kedai susu. Kebiasaan baru meminum susu kotak ini karena ajakan teman saya, yang memang sudah biasa membeli susu kotak sebagai bekal saat kuliah (alasannya karena rasanya enak dan cukup menyegarkan buat nambah stamina saat jam kuliah cukup padat).

Jujur saja, susu kotak yang diperkenalkan teman saya membuat saya jatuh cinta kepada produk olahan susu yang saya anggap baru ini. Selain karena rasa susu kotaknya yang enak dan cocok dengan lidah saya, alasannya lainnya adalah karena itu pemberian teman saya, yang kebetulan dia adalah teman (kuliah) wanita yang sekarang menjadi istri saya (gimana gak seneng ya, sudah yang ngasih adalah pujaan hati, ngasih ke saya susu yang enak, lagi).

Sejak saat itu, kita lebih sering ditemani susu kotak saat bersama, meski sudah tidak lagi ke kedai susu segar di Kota Batu, namun rasanya sudah mewakili susu segar kedai langganan kita. Dan susu itu adalah susu kotak INDOMILK UHT.

Iya, merk susu kotak itu sama dengan susu yang dibuatkan Ibu saat di rumah. Hanya saja, susu yang dibuatkan Ibu saya adalah susu kental manis INDOMILK dengan kemasan kaleng yang harus diseduh dulu, sedangkan susu INDOMILKUHT ini dikemas menggunakan kotak, yang berisi susu segar 100% siap minum.

Kepanjangan dari UHT sendiri adalah Ultra High Temperature, yang artinya : susu dengan teknologi pengolahan memakai suhu panas tinggi (135-145 derajat Celcius) dalam waktu singkat (2-5 detik) untuk sterilisasi mikroorganisme. Dan menurut saya, proses inilah yang mengkin membuat saya menjadi lebih gemar meminum susu kotak, selain sebagai pengganti susu kedai langganan kita.

Berawal dari kebiasaan saya dari rumah, dan ditambah lagi kesamaan kegemaran minum susu dengan teman (kuliah) wanita saya, kita akhirnya sering bersama karena susu.

Minum susu bukan lagi menjadi kebiasaan (biasa) bagi kita, selain maidset bahwa susu menyehatkan (meski itu benar karena kandungan gizi yang ada di dalamnya), namun itu sudah menjadi kebutuhan agar tubuh selalu terjaga karena padatnya aktivitas dengan mobilitas yang tinggi. Seperti alasan teman saya sebelumnya, dia selalu membawa susu kotak INDOMILKUHT 190 ml saat kuliah, yaitu agar dapat menambah stamina bila aktivitas kuliah kurang menentu.

Kebiasaan minum susu, selain menjadi kebiasaan saya (pribadi), juga menjadi jalan penyatu antara saya dengan dia (teman wanita saya). Iya, karena kegemaran minum susu, akhirnya teman yang selalu menemani saya (untuk berkencan rahasia)  dengan berkeliling kota mencari kedai susu, akhirnya menjadi pendamping hidup saya saat ini.

Setelah kita lulus kuliah, bekerja dan akhirnya menikah dengan pujaan hati saya, kebiasaan minum susu tidak pernah kita tinggalkan. Kita masih dan selalu ready stock susu, baik susu siap minum seperti jaman (waktu) kuliah dulu yaitu INDOMILKUHT, maupun susu kental manis kaleng INDOMILK yang bisa dipakai berkali-kali karena dapat disimpan setelah dibuka.

Tak ubahnya kebiasaan saya di rumah (dulu waktu kecil) yang suka meminum susu setelah makan, kita selalu meminum susu setiap saat, baik setelah makan, bangun tidur, maupun saat nonton TV bersama. Hal itu karena kita selalu siap persediaan susu kotak INDOMILKUHT 190 ml dan kemasan baru NEW INDOMILKUHT250 ML, di mesin pendingin (kulkas).

Cara mengkonsumsi susu bagi kita sudah tidak lagi menjadi pelengkap, bukan pula sekedar karena rasa pengen, melainkan sudah kita anggap sebagai gaya hidup sehat, sehingga susu sudah seperti layaknya “teman hidup” kita, yang ada setiap waktu, dan siap setiap saat.

Alhamdulillah, berkat gaya hidup sehat dan tentunya ridho Allah dengan keberkahan nikmat berupa susu, kita dapat merasakan dan menikmati hidup sehat setiap hari, sampai saat ini.

By : Agung Setyawan

https://mobile.facebook.com/story.php?story_fbid=1333350283354574&id=100000388450339&ref=opera_speed_dial&_rdr&refid=12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun