Mohon tunggu...
Agung_Pipied
Agung_Pipied Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat seni

Catatan Pasutri (Perjalanan Imajinasi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasar Ajaib; Transaksi Tanpa Henti, Menawarkan Untung-Rugi

21 Januari 2017   12:12 Diperbarui: 23 Januari 2017   09:42 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya penggunaan nama pasar sebagai pembeda segmentasi jenis perdagangan antara pasar satu dengan lainnya, masih banyak lagi keunikan pasar rakyat di Indonesia yang berbeda menyesuaikan tempatnya. Seperti pasar tumpah, yang merupakan pasar dadakan di pinggir jalan saat pagi buta sampai fajar tiba. Ada lagi pasar apung (terapung), merupakan ikon pasar tradisional daerah perairan sungai yang memakai perahu sebagai lapak dan tempat transaksi jual-beli. Dimana pasar apung biasa dijumpai di daerah Kalimantan yaitu di Banjarmasin.

Sumber: https://beritagar.id/
Sumber: https://beritagar.id/
Tradisi bermasyarakat dalam bentuk transaksi jual-beli pasar (desa) tersebut merupakan sebuah "keunikan" yang menjadi ciri khas bangsa. Sebuah anugerah yang tercermin dari budaya “tegur-sapa”, “canda-tawa’ dan menjadi sebuah siklus peradaban yang menggambarkan kekayaan tradisi (pasar rakyat) Indonesia.

Pasar Rakyat Sebagai Identitas

Perkembangan dunia pemasaran menjadikan sebuah arus persaingan antara pasar (rakyat) tradisional dengan pasar modern. Dimana adanya gesekan kultural yang menjadi pembeda antara keduanya. Tidak hanya merubah mainset cara bertransaksi, pola komunikasi antar sesama, yaitu antara penjual dan pembeli yang terbentuk dengan sistem penawaran harga, juga tidak dapat dilakukan dengan adanya baku-nya harga.

Namun, meski dengan adanya pasar modern, tidak menjadikan tergerusnya pasar (rakyat) tradisional dari wilayah strata bawah untuk hilang di tempat asalnya. Upaya mempertahankan tradisi bermasyarakat dengan gaya transaksional tersebut selalu terjaga, meskipun adanya pergeseran (menurun) jumlahnya.

Sebagai warisan dan budaya masyarakat Indonesia dalam menjalankan praktek transaksi jual-beli, pasar juga menjadi salah satu sistem mata pencaharian tradisional, dan sebagai tujuan dari penyaluran hasil usaha dari desa. Dengan demikian, pasar yang menjadi sentra bertemunya kepentingan yang saling membutuhkan, menjadikan interaksi lintas profesi semakin terjalin dengan baik.

Masih terjaganya pasar (rakyat) tradisional merupakan bentuk adanya penyatuan antara masyarakat dengan tradisi kerakyatan ini. Bentuk kesatuan yang terlihat dari aktivitas "tiada henti", dalam keriuhan dan keramaian pasar, adalah sebuah wujud "identitas" bangsa Indonesia dalam pola berinteraksi dan transaksi.

Pasar Rakyat, Dari Rakyat, Oleh Rakyat dan Untuk Rakyat

Melihat sejarah panjang tentang asal usul adanya pasar, jelas dalam ingatan adalah tentang aktivitas kerumunan masyarakat kelas menengah ke bawah. Sebuah aktivitas perdagangan dimana adanya penjual dan pembeli dari berbagai latar belakang tujuan dan kebutuhan.

Pasar yang merupakan tempat yang terbentuk karena adanya rasa saling membutuhkan, menjadi ruang keterbukaan bagi siapa saja (penjual dan pembeli) melakukan interaksi dan transaksi.

Pagi, siang, sore, malam, bahkan pada saat orang hilang ingatan (tidur malam), pasar selalu ada menyiapkan kebutuhan. Bukan sekedar alasan untuk apa dan siapa, karena pasar memang untuk siapa saja. Memenuhi segala kebutuhan dengan suguhan dagangan yang berakena ragam, pasar selalu siap menunjukkan eksistensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun