Mohon tunggu...
Agung_Pipied
Agung_Pipied Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat seni

Catatan Pasutri (Perjalanan Imajinasi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kembali Berkebudayaan (Bertani) Bangsa Indonesia

13 Januari 2017   10:20 Diperbarui: 14 Januari 2017   10:09 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.pak-tani.com

Kenaikan hasil pertanian per satuan luas tidak diiringi kenaikan produktivitas kerja per satuan kerja. Artinya, hasil dari produksi pertanian per musim tidak sesuai dengan hasil konversi pendapatan bulanan.

Hasil konversi pendapatan bulanan jika dibandingkan dengan upah pekerjaan yang lain, maka pendapatan petani dapat dikatakan “tidak lebih baik” dari upah pekerjaan yang lain. Hal tersebut dapat dianalisa, bahwa meski terdapat peningkatan produksi pertanian, ternyata terdapat involusi pertanian dalam arti kesejahteraan ekonomi.

Orientasi Kesejahteraan Ekonomi Petani

Semakin bertambahnyanya kebutuhan yang sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, posisi pekerjaan sebagai petani mulai disisihkan. Nilai profit yang dijadikan parameter keberhasilan sebuah usaha (khususnya usaha tani) mulai dipertimbangkan mengingat dunia pertanian yang cukup dinamis dan bergantung pada kondisi alam (iklim dan cuaca) serta serangan hama dan penyakit tanaman yang tidak dapat diprediksi.

Kondisi tersebut memicu penurunan minat masyarakat untuk berprofesi dalam bidang pertanian, baik sebagai petani maupun pekerja (buruh) pertanian dan memilih beralih ke profesi lain di luar pertanian.

Dampak dari turunnya minat masyarakat dalam bidang pertanian adalah semakin sulitnya mencari tenaga (buruh) pertanian, sehingga ber-implikasi pada cost producution (biaya produksi) yang semakin tinggi dan semakin menekan keuntungan petani.

Orientasi pertanian yang merupakan ujung tombak ketahanan pangan, lama kelamaan akan beralih pada nilai profit dimana hanya akan berorientasi pada sisi untung-rugi saja.

Dengan adanya pengerucutan orientasi tersebut, sudah jelas bahwa pandangan masyarakat terhadap pertanian adalah tidak lebih dari pekerjaan yang kasar, melelahkan namun tidak menjanjikan keuntungan.

Teknologi Terpadu Tepat Guna

Melihat masalah tenaga (buruh) pertanian yang mulai menurun dan berdampak signifikan terhadap hasil maupun keuntungan usaha pertanian, memicu tenaga profesional untuk mampu menciptakan inovasi-inovasi teknologi pertanian.

Upaya tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah yang menjadi kendala dalam bidang pertanian. Sebagai contoh adalah menciptakan traktor sebagai pengganti alat bajak tradisional sehingga proses pembajakan sawah akan cepat dan efektif serta lebih efisien dalam hal waktu, biaya dan tenaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun