Kebodohanku adalah bertahan untuk terus melihat kepedihan itu. Katamu, cinta tak ada batas akhir untuk mencintai. Anggriella, benarkah? Izinkanlah aku membuka tapak perjalanan kita yang telah usang bahkan terikat terali waktu karena ketakutan kita tuk mengenang tapak-tapak senduh itu.
Anggriella, masih membekaskah dalam benakmu kenyataan cinta ketika kita dipantai. Â Saat kita menghadap samudra dengan satu tatapan. Saat kita menikmati panorama pantai dihiasi laut luas membiru, bentangan pasir putih, gemuruh ombak yang nyaring terdengar saat pecah ditebing bebatuan tempat kita berpijak.
Saat itu cerita kita dilengkapi dengan hadirnya, Seko, Made dan Novi. Anggriella, aku terkejut ketika mendengar gugatanmu tentang jalinan cinta penuh keterpaksaan yang kelam dan telah terkubur waktu bahkan gelap yang tak mampu ditelusuri ingatanku.
 Gugatanmu dibarengi pertanyaan yang tak bisa aku jawab sekalipun aku harus menyelami kedalaman laut itu. Anggriella, engkau menatapku dan berkata dengan nada serius,.
"Wil, Sebenarnya apa itu cinta menurut Willy? Sampai sekarang aku tidak pernah mengerti tentang arti cinta yang Willy pahami. Apa ketulusan cinta hadir hanya melalui ungkapan lahiriah saja?
 Biarkan waktu menjadi penentu peristiwa indah tentang cinta. Apakah perhatian, kebersamaan yang kita jalani belum bisa membuktikan bahwa cinta itu ada?Â
Cinta justru terselubung dalam balutan kejadian dan cerita-cerita kecil. Tak perlu sesuatu yang besar lagi mahal tuk dapat tampakan cinta. Perhatian, senyuman, canda, tawa, kebersamaan, kepeduliaan, itu wujud cinta yang nyata.Â
Willy, Cinta hadir bukan hanya dari sesuatu yang membawa  kebahagiaan ataupun kenikmatan saja, bukan? Kesedihan, kepahitan, tangis, derita itu pula cinta yang hadir dengan wajah yang lain.Â
Ketika semua itu bisa dilewati bersama, kesejatian cinta itu akan terasa berharga dan abadi. Perjalanan cinta akan sangat hambar jika cinta yang kita inginkan hanyalah kebahagiaan dan kenikmatan saja.Â
Cinta yang demikian kaku akan lahirkan pula amarah, cemburu, perselisihan, kehangatan cinta sesungguhnya tak terasa. Willy telah merubah semuanya. Apakah dengan kehadiranku telah mengubah sosok Willy? Aku merindukan keaslian jiwamu yang dulu. Aku mau kembali".
Aku terdiam merenungi wejangan-wejangan yang telah bergema ditelingaku.