Dan persoalan mengenai kehidupan harus digali, dicermati sehingga ditemukan jawaban secara real, tepat dalam pencarian dan penelitian ilmiah manusia.
Itu alasan pembenaran kita. Itulah resistensi kita untuk tetap melaju mulus didunia dan upaya terhindar dari sakit penyakit.
Itulah kenyataan manusia kini yang mungkin menimpa sebagian dari kita. Segala kejadian dicerna berdasarkan logika matematis, kajian empirik supaya terjelaskan secara memuaskan. Alasanya karena kita tidak mau sakit dan terus bertahan dalam kemapanan dan kenyaman.
Bagi saya, kemapanan adalah satu bentuk kesakitan zaman ini. Sebab dengan kemapanan, Tuhan alpa dalam kehidupan, dengan kemapanan Tuhan absen dari baris ingatan dan harapan manusia.
Santo Antonius Maria Claret pada abad XVII dalam Autobiografinya 695 menulis; ketika ia menjadi penasehat Ratu Isabel II di Spanyol, begitu banyak terjadi kemalangan seperti gerakan rebublikanisme dan komunisme yang berpotensi menggerus nilai kekristenan.Â
Kejadian lain yang kala itu menimpa dia waktu ia menjadi uskup agung di Kuba seperti gempa bumi dan wabah kolera memberi nilai signifikan dalam mengartikan hidup keberimananya.
Bagi Antonius Maria Claret, wabah kolera yang melanda Kuba adalah tindakan belas kasih Allah. "Ibarat seorang ibu membangunkan anaknya demikian Allah ingin membangunkan manusia dari tidur kemapanan dan superioritasnya".
Tindakan menyembah menjadi kunci dimana kita melihat segala kejadian dari kaca mata Allah dengan maksudnya yang terselubung. Dengan menyembah kita melucuti bekas-bekas perjalanan dan menggiring segalanya ke permukaan sebagai keterbatasan dari wajah-wajah kemanusiaan yang ber-Tuhan.
Bagi orang-orang kristiani, kita sedang berada di penghujung masa prapaskah tahun ini. Paus Fransiskus dalam pesan prapaskah menyebutkan bahwa pertobatan sebagai suatu kemendesakan.Â
Prapaskah sebagai suatu kesempatan membaharui ruang insani (puasa), sosial (amal) dan spiritual (doa). Dengan begitu, kedinginan spiritual zaman ini mendapat kobarannya dalam istana batin kita.
Bagi saya prapaskah, suatu ajakan untuk merenungkan logika yang terbalik. Menemukan kebahagiaan bukan dalam kemapanan dan kemilau Tabor tetapi dalam ketandusan Golgota.Â