Lihatlah
Moleknya memukau jagat
Seakan mengelabuimu pesona istana kota nan mewah
Dengan jemarimu terpatri kursi empuk itu
Namun diduduki oleh insan yang telah merampas sehasta kainmu
Dan dengan kata menambal dahaga kekwatiranmu
Ternyata engkau hanya pemegang tangkai bukan pemilik kelopak
Yang aroma madunya telah terisap habis tuk takhta yang kokoh
Yang tertinggal bau sengat bekas bakar kobaran mentari
Sarinya kaku dalam jamahan tangan palsu
Keindahannya terselubung dibalik mata telanjang
Demikian duri akan merajami telapakmu
Dan mendarahi sekucur tubuh miskinmu
Di penghujung keruhlah nasibmu yang siap pada gelomang tak terduga
Karena kemelut suaranya telah meracuni benakmu
Dan engkau akan berlalu dalam kehampaanmu.
Kota Karang, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H