Mohon tunggu...
Fathan Winarto
Fathan Winarto Mohon Tunggu... Penulis - History and Theology Story-Teller

Hobi Baca Sejarah, Terbuka Untuk Diskusi Masalah Agama, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, Cairo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sunda Dulu atau Jawa Pertama? #4

16 November 2019   11:23 Diperbarui: 16 November 2019   11:28 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerajaan Tarumanegara yang menjadi kelanjutan dari kerajaan Salakanagara di Jawa Barat ini punya sumber sejarah yang sedikit. Prestasi Tarumanegara yang terkenal adalah sungai Chandrabaga, sisanya tidak terdengar.

Perlu diketahui, di Tahun 536, berdiri sebuah kerajaan di wilayah Tarumanegara dengan nama Kerajaan Kendan. Kerajaan Kendan didirikan oleh Resiguru Manikmaya, Menantu Raja Tarumanegara ketika itu (Raja Suryawarman). Agaknya kerajaan Kendan ini bukan Kerajaan yang sepenuhnya merdeka, tapi masih dibawah Kerajaan Tarumanegara sebagai kerajaan induk.

Namun, paparan tentang Kerajaan Kendan diatas adalah hanya analisis saya dari sumber yang saya baca. Paparan itu tidak memiliki bukti kuat, atau kalau pun punya bukti, ketika saya menulis tulisan ini, saya belum tau bukti atas benarnya paparan saya diatas. (Bukti yang saya maksud adalah Prasasti, atau Naskah Kuno Kredibel)

Hidup berdampingannya Kerajaan Kendan dan Tarumanegara mulai terusik ketika Tahta Kerajaan Tarumanegara berpindah ke tangan Tarusbawa. Ia memiliki kebijakan yang membuat Orang dari Kerajaan Kendan naik pitam.

Tarusbawa bukanlah keturunan langsung Raja Tarumanegara, melainkan seorang Menantu dari Raja Linggawaraman, Raja Tarumanegara sebelum Tarusbawa.

Dikabarkan Tarusbawa adalah orang dari wilayah Sundapura, kini wilayah Bogor ke barat sampai ujung Banten. Karena itu, Tarusbawa pun memindahkan pusat kerajaan Tarumanegara dari Bekasi ke Bogor.

Kebijakan Ini membuat kerajaan Kendan di Ciamis marah karena merasa Kerajaan Tarumanegara sudah diambil oleh golongan tertentu. Akhirnya, Kerajaan Kendan yang sudah berubah nama menjadi Kerajaan Galuh itu tidak mau lagi berada di bawah naungan Tarumanegara. Setelah Kerajaan Tarumanegara pindah ke Sundapura, berubahlah namanya menjadi Kerajaan Sunda. Muncullah dualisme kepemimpinan di Tanah Sunda, Kerajaan Sunda dipimpin oleh Raja Tarusbawa dan Galuh dipimpin oleh Raja Wretikendayun. Keduanya dibatasi oleh sungai Citarum.

Dalam perjalanannya, Kerajaan Galuh mendapat banyak konflik dan masalah. Diantaranya adalah masalah kudeta ketika Galuh dipimpin oleh Raja Sena, atau Bratasenawa.

Siapa Bratasenawa sebenarnya? Bila anda membaca sumber sumber sejarah, Bab tentang perkelahian Kerajaan Sunda dan Galuh, lalu hubungannya dengan Kerajaan Jawa dengan tokoh bernama Sanjaya, adalah bab yang sangat sangat sangat membingungkan. Karena sisilahnya yang rumit dan perdebatan Wangsanya (Wangsa= Marga/Keluarga/Dinasti) yang bercabang.

Tapi untuk keperluan pengetahuan, karena sejak awal artikel ini hanya untuk pengenalan dan bukan kajian mendalam, maka akan saya pilih cerita yang mudah dipahami, dan tidak saya tulis perdebatannya secara merinci.

Bratasenawa adalah Menantu dari pasangan Parwati dan Rahyang Mandiminyak. Parwati adalah anak dari Raja dan Ratu Kerajaan Kalingga yang tersohor. Kerajaan Kalingga ini lah Kerajaan yang dianggap Pertama ada di Jawa Tengah dan Timur. Tidak bisa dipastikan apakah pernyataan itu benar atau salah. Bisa jadi tersebar di Tanah Jawa Tengah dan Timur kerajaan kerajaan tradisonal kecil lainnya. Namun karena jejaknya sulit sekali dilacak, akhirnya dianggaplah kerajaan Kalingga adalah kerajaan pertama di Tanah Jawa. Ia didirikan oleh Raja pertamanya, Kartikeyasingha, pada tahun 600an atau abad ke 7 M.

Dari uraian singkat diatas, dan artikel panjang yang sudah saya tulis ke belakang, maka sudah muncul jawaban dari judul artikel saya. Bahwa, menurut bukti sejarah yang sekarang ada, Kerajaan Modern pertama adalah kerajaan Salakanagara di Jawa Barat. Ini jelas membutuhkan riset yang tak berkesudahan untuk membuktikannya. Tapi lagi lagi untuk tujuan pengenalan, maka saya tulis disini sebagai kesimpulan.

Jawabannya memang sudah saya paparkan, tapi rasanya kurang sempurna bila kisah tidak saya selesaikan. Maka akan saya lanjutkan sedikit tentang kemelut Sunda-Galuh-Sanjaya.

Kembali ke silsilah Bratasenawa seroang Raja Galuh. Ia menjadi Raja Galuh karena mempersunting anak dari Raja Galuh, putri itu bernama Sanaha. Sanaha adalah putri dari pasangan Mandiminyak (Raja Galuh) dan Parwati (anak dari duo pendiri kerajaan Kalingga, Ratu Jay Shima, dan Raja Kartikeyasingha). Maka Bratasenawa masih punya hubungan keluarga dengan leluhur kerajaan Jawa.

Walaupun Bratasenawa adalah Raja Galuh yang menjadi Rival Kerajaan Sunda, tapi Bratasenawa punya kedekatan emosional dengan Raja Sunda yaitu Tarusbawa. Mungkin, kedekatan ini pula yang memicu Kudeta Purbasora adiknya, yang membuat Bratasenawa tersingkir dari Tahta Galuh.

Raja Tarusbawa punya seroang menantu dari Kerajaan Galuh. Menantunya ini juga keponakan dari Raja Bratasenawa, ia bernama Sanjaya. Ketika Bratasenawa disingkirkan dari Tahta oleh Purbasora, Bratasenawa mencari suaka ke Tarusbawa di Kerajaan Sunda, akhirnya, Kerajaan Sunda menyusun rencana untuk mengembalikan tahta Bratasenawa.

Rencana ini dikepalai oleh Sanjaya yang punya darah Galuh dan hubungan keluarga dengan Kerajaan Sunda. Tapi rencana ini baru bisa dijalankan ketika Tarusbawa sudah wafat dan Sanjaya menjadi Raja Sunda. Ia berhasil menyerang Purbasora dan menurunkannya. Lalu ketika Bratasenawa wafat, Sanjaya menjadi Raja dua Kerajaan, Sunda dan Galuh.

Kelumit cerita Sunda dan Galuh masih panjang, ujungnya, Sanjaya meninggalkan dua Kerajaan itu kepada keturunannya, dan menyerang wilayah Kalingga, lalu ia mendirikan sebuah kerajaan baru di wilayah Mataram (Sekarang Jogja). Maka berdirilah suatu episode unik kerajaan di Tanah Jawa yang didirikan oleh orang Sunda. Yaitu episode Kerajaan Medang atau Mataram Kuno.

Ini adalah awal perjalanan kita, tapi sebelum melanjutkan, akan saya tutup terlebih dahulu seri artikel ini karena pertanyaannya sudah terjawab. Terimakasih untuk kalian yang mengikuti artikel ini, semoga ada manfaatnya.

Jas merah, sampai ketemu di kisah selanjutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun