Mohon tunggu...
pio rap
pio rap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi semester 4 yang memiliki minat dalam dunia perfilm an dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Feminitas dalam Diri Pria, Mengurai Kontruksi Sosial dan Dampaknya

26 Juni 2024   22:25 Diperbarui: 26 Juni 2024   22:26 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam masyarakat di mana peran gender seringkali dipisahkan secara ketat, pembahasan tentang feminitas di kalangan laki-laki menjadi topik yang semakin penting.Mengatasi stereotip gender dan memahami  identitas gender yang berbeda merupakan langkah penting menuju pembangunan masyarakat yang inklusif dan suportif.

Memahami Feminitas dalam Konteks Gender Feminitas umumnya disamakan dengan karakteristik dan perilaku yang secara tradisional dikaitkan dengan perempuan, seperti kebaikan, empati, dan kepekaan emosional.Namun, penting untuk diingat bahwa karakteristik ini tidak hanya berlaku pada gender tertentu.Laki-laki juga bisa mengekspresikan feminitasnya, namun tidak membuat mereka menjadi kurang maskulin.

Sebaliknya, mengenali aspek feminitas pada laki-laki dapat memperkaya pengalaman kemanusiaan laki-laki dan memperluas pemahaman mereka tentang identitas gender.Konstruksi sosial dan tantangannya Konstruksi sosial  gender seringkali memberikan ekspektasi tertentu pada laki-laki untuk menampilkan maskulinitas tradisional.Hal ini dapat membatasi kemampuan mereka dalam mengekspresikan feminitasnya, yang seringkali dianggap sebagai kelemahan atau penyimpangan dari norma.

Laki-laki yang menunjukkan ciri-ciri yang dianggap feminin dapat menghadapi prasangka, diskriminasi, dan pelecehan baik dari masyarakat maupun dirinya sendiri.Dampak terhadap kesejahteraan laki-laki Prasangka terhadap feminitas pada laki-laki dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosionalnya.Tidak mampu mengekspresikan diri secara autentik dan melepaskan diri dari tekanan sosial dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.Sebaliknya, menerima dan mengekspresikan berbagai identitas gender dengan lebih bebas  dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan kesehatan mental Anda secara keseluruhan.Contoh nyata dari dampak positif ini dapat dilihat di komunitas yang menerima ekspresi gender yang lebih beragam.

Dalam lingkungan yang mendukung, pria  lebih bebas  mengekspresikan perasaannya, mencari dukungan, dan mengembangkan hubungan yang lebih empati dan lebih dalam.Menuju Masyarakat Inklusif Untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan suportif, penting untuk melepaskan diri dari stereotip gender yang kaku dan merayakan keberagaman dalam ekspresi gender. Pendidikan dan kesadaran mengenai beragam identitas gender perlu diperkuat di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari rumah, sekolah, hingga tempat kerja.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun