BKS memang sangat berkomitmen memerangi penyimpangan-penyimpangan semacam ini. Belum lama ini, Menhub era Kabinet Kerja Jokowi mendatangi KPK. Kalau kebanyakan pejabat dan elite di negeri ini datang ke sana saat ketiban ‘sial’, Budi Karya malah berbeda. Ia ingin mengantisipasi nasib buruk terjadi atas proyek-proyek instansinya.
Mungkin sebagian orang menghindari bertemu dengan KPK, BKS malah berkomunikasi dengan Ketua KPK, orang nomor satu di lembaga tersebut. Ia justru banyak cerita tentang pengerjaan pembangunan infrastruktur yang nilainya triliunan rupiah seperti, MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rapid Transit) sampai jembatan timbang.
Untuk jembatan timbang di beberapa daerah, menurut Pak BKS, sudah terlalu banyak pungli. Misal saja, truk yang membawa muatan dengan tonase di luar standar dibolehkan melintas dengan hanya membayar sejumlah uang kepada oknum petugas di sana. Itulah mengapa, ia ingin mengambil alih tugas pemerintah daerah tersebut.
“Itu bisa diberikan kepada BUMN atau swasta yang jelas memiliki kapasitas serta mampu bekerja dengan disiplin untuk menghindari masalah-masalah ini,” ujar dia.
Bukan tanpa solusi, Menhub melalui jajarannya tengah menggarap secara optimal layanan transportasi laut. Dengan mengangkut barang lewat jalur tersebut, maka ongkos pengusaha angkutan logistik peti kemas semakin terjangkau. Namun, masalah di Kaltim ini tentu menjadi bahan pertimbangan masak-masak mereka.
Aksi premanisme memang di mana-mana. Bukan hanya di laut, tapi juga di darat. Untungnya Menhub bersikap tegas. Pun Polri bersama Tim Saber Pungli Samarinda benar-benar sigap.
Hal ini tentu membuat para oknum pelaku pungli berpikir ulang bila ingin berbuat macam-macam. Awas. Mata telinga orang-orang yang ingin membagun birokrasi bersih, ada di mana-mana.
Ingat apa kata Presiden RI Jokowi ketika di Singkawang Sabtu (18/3) kemarin? “Hati-hati yah,” memberikan peringatan kepada para oknum pelaku pungli. “Saya ingatkan agar semuanya hati-hati, layani dengan baik, layani dengan cepat karena yang namanya saber pungli itu bekerja,” tambah Presiden. Yakin masih mau melakukan pungli?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H