Program Rumah Kita ini akan melibatkan BUMN dan BUMD. Di sana mereka mengatur distribusi barang sehingga harga bisa dikendalikan. Karena akan lebih murah kalau barang-barang ini diambil dari Rumah Kita untuk disebar ke daerah sekitarnya. Menteri Budi juga mengajak pihak swasta di daerah terlibat sehingga program ini tak selalu dibiayai pemerintah. Dirinya ingin, Rumah Kita ini dapat membangun konektivitas perdagangan baru yang kuat ke depannya.
Saat ditanya, daerah-daerah mana saja yang menjadi pusat distribusi dari komoditas Rumah Kita, Budi Karya belum bisa memastikannya. Hal itu perlu disurvey terlebih dahulu oleh BUMD terkait. Mana-mana saja yang mereka butuh dan terkait komoditas apa. Jangan nantinya, barang yang dibawa itu, bukan kebutuhan masyarakat setempat.
"Di Perpres (Peraturan Presiden), kita minta supaya komoditi yang diangkut itu fleksibel. Supaya barang-barang dibawa memang dibutuhkan," tambah dia.
Kementerian Perhubungan, kata Budi juga akan menjalin kontrak dengan kapal-kapal rakyat. Mereka boleh mengambil barang dan komoditas tertentu di Rumah Kita. Namun, perlu kontrol dari BUMD yang diberikan kewenangan mengelola lokasi sentra logistik tersebut. Makanya, ia tekankan harus orang yang dipercaya jangan sampai disalahgunakan.
Semoga saja program ini berjalan dengan lancar. Barang-barang tak lagi mahal. Biar di Jakarta sekalipun kalau satu komoditas sedang dalam kondisi langka, maka harga tentu akan naik. Padahal jumlah barang tersebut menumpuk di suatu daerah. Rumah Kita ini menjadi solusi, bagaimana siasati selisih harga antara barat dan timur di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H