Mohon tunggu...
Pio Okto
Pio Okto Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWA IMAJINATIF

Whatever you do, do it well

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Akhir Titik

11 Oktober 2022   11:03 Diperbarui: 11 Oktober 2022   11:07 2266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tepat 23 Tahun 2 hari usiaku menulis tulisan ini. Hampir 20 tahun pula hidup ini terasa cuma-cuma karna duniawi, terkhusus Romansa. Aku sangat sial dalam hal ini.

Dear Ms.Busy

Lewat tulisan ini perasaan ku yang rapuh kuhadirkan. Lewat kata-kata dalam tulisan ini tangis ku tersirat. Lewat tulisan ini pula hadirmu masih kubutuhkan. Terimakasih untuk hadirmu dalam hidupku. Semuanya kusyukuri, Percayalah.

Aku tahu aku tidak lagi benar dihadapanmu. Aku tidak bisa meyakinkanmu lagi lewat apapun itu. Terlepas dari salahku aku minta maaf, terlepas dari salahmu aku tak perduli akupun minta maaf dan pasti kumaafkan.

Kita terlalu berlama-lama bertingkah benar, menekan ego masing-masing untuk memahami pun susah. Keras kepala berujung ribut secara terus menerus.

Setiap kali kita bertengkar, kembali ku ingat semua masa baik kita.

Kamu selalu benci ketika ku bahas masalalu, tenanglah, apapun yang akan terjadi, kamu tetap kuanggap sebagai manusia yang sempurna, baik, penuh perhatian, seseorang yang pernah kubanggakan, seseorang yang membuatku punya banyak sudut pandang tentang hidup dan seseorang yang pernah membahagiakan.

Kamu bukan orang yang ada ketika aku susah, kamu bukan orang yang memberiku motivasi secara terus terang, bahkan kamu tidak perduli prosesku, yang kamu mau aku terlihat baik. Aku tidak boleh cemberut, mengeluh hina bagiku.

Semua itu tak kupungkiri. Sejatinya begitu seorang laki-laki terlebih lagi anak pertama seharusnya tidak perlu memberitahu dunia akan apa yang dilalui dan rasakan. Percuma. Semua sia-sia.

Aku tak bermaksud aku telah memberi banyak kontribusi dalam hubungan kita, aku tak bicara materi, namun hal lain.

Aku percaya ini semua jalan Tuhan. Dia punya rencana, pertemuan kita bukan kebetulan, tak perlu disesali, ambil hikmahnya saja.

Jangan marah padaku jika suatu saat aku masih menyimpan rasa, ataupun mengingat masa baik kita, masa dimana aku masih sangat candu mencintaimu. Bertanya kabarmu, Sedang apa? Sudah makan? Ada masalah apa?. Bahkan belain datang padamu untuk sekedar bertemu, berbincang hal-hal kecil yang bahkan tak penting tapi menyenangkan. Percayalah, itu semua untuk memastikan rasa sayangmu masih tetap seperti adanya ataukah perlu kuusahakan usaha lain untuk memastikan kamu tetap bersamaku.

Mulai dari kita tidak pernah ketemu, hingga saling kenal, menjalani hubungan romansa remaja, dan pada akhirnya disini. Semuanya ku syukuri karena berkat Tuhan memberikan ku sosok kamu yang melengkapi perjalananku di dunia ini. Aku yakin Tuhan tidak salah menempatkan kita di satu pertemuan itu. Semua terancang sempurna ditangan-Nya. Termasuk titik ini. Dan bila nanti kamu bertemu dengan titik-titik lain, ingat pesanku: jadilah dirimu, jangan berubah hanya karena tuntutan perasaan, teruslah berjuang, semangat dan tetap indah seperti kamu adanya.

Terlepas dari semua permasalahan kita, tulisan ini kutulis untuk mengurangi keyakinanku mengakhiri hidup didunia ini. Beberapa kali kuberpikir untuk mengakhiri hidup ini, namun masih ada banyak orang yang membukakan mataku. Aku yakin itu Tuhan. Tapi tetap saja sesekali rasa itu muncul lagi, terlebih setiap malam, ketika sendiri, semua percakapan duniawi yang membuat gagal memahami muncul lagi. Semoga saja ini bukan tulisan terakhir dariku. Dan semoga saja berita esok bukan ditemukannya seseorang mati bunuh diri karena depresi tetapi berita kesuksesan pemuda yang dulunya hidup luntang-lantung, kini hidup sejahtera dengan berbagi berkat kepada sesama. Semoga saja hal-hal baik yang hadir.

Salam Hangat, Pio.

Bandung, 10 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun