Jangan marah padaku jika suatu saat aku masih menyimpan rasa, ataupun mengingat masa baik kita, masa dimana aku masih sangat candu mencintaimu. Bertanya kabarmu, Sedang apa? Sudah makan? Ada masalah apa?. Bahkan belain datang padamu untuk sekedar bertemu, berbincang hal-hal kecil yang bahkan tak penting tapi menyenangkan. Percayalah, itu semua untuk memastikan rasa sayangmu masih tetap seperti adanya ataukah perlu kuusahakan usaha lain untuk memastikan kamu tetap bersamaku.
Mulai dari kita tidak pernah ketemu, hingga saling kenal, menjalani hubungan romansa remaja, dan pada akhirnya disini. Semuanya ku syukuri karena berkat Tuhan memberikan ku sosok kamu yang melengkapi perjalananku di dunia ini. Aku yakin Tuhan tidak salah menempatkan kita di satu pertemuan itu. Semua terancang sempurna ditangan-Nya. Termasuk titik ini. Dan bila nanti kamu bertemu dengan titik-titik lain, ingat pesanku: jadilah dirimu, jangan berubah hanya karena tuntutan perasaan, teruslah berjuang, semangat dan tetap indah seperti kamu adanya.
Terlepas dari semua permasalahan kita, tulisan ini kutulis untuk mengurangi keyakinanku mengakhiri hidup didunia ini. Beberapa kali kuberpikir untuk mengakhiri hidup ini, namun masih ada banyak orang yang membukakan mataku. Aku yakin itu Tuhan. Tapi tetap saja sesekali rasa itu muncul lagi, terlebih setiap malam, ketika sendiri, semua percakapan duniawi yang membuat gagal memahami muncul lagi. Semoga saja ini bukan tulisan terakhir dariku. Dan semoga saja berita esok bukan ditemukannya seseorang mati bunuh diri karena depresi tetapi berita kesuksesan pemuda yang dulunya hidup luntang-lantung, kini hidup sejahtera dengan berbagi berkat kepada sesama. Semoga saja hal-hal baik yang hadir.
Salam Hangat, Pio.
Bandung, 10 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H