Bumiku rapuh
Tembok-tembok pelindung mulai runtuh
Daratan asa begitu jauh
Terlindas masa yang membuatnya lumpuh
Bumiku sakit
'Tak mampu lagi melawan penyakit
Deru napasnya tinggallah sedikit
'Tak berdaya untuk bangkit
Bumiku mati
Penjahat mimpi membuatnya pergi
Mencabik dengan begitu keji
'Tak tunggu esok apalagi nanti
Gorontalo, ditulis pada Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!