Untuk memudahkannya masuk di HBS Soekarno dipindahkan dari Eerste Inlandse School ke Europeesche Lagere School disingkat ELS pada tahun 1911. Langkah ini sangat tepat karena pada tahun 1915 Soekarno berhasil menyelesaikan pendidikannya di ELS dan di Terima di HBS.
Untuk bisa lolos ke HBS, Seokarno juga dibantu oleh teman sang ayah yaitu H.O.S Tjokroaminoto, bahkan memberikannya tempat tinggal di Surabaya, Jawa Timur.Â
Di sana Soekarno bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim dan Abdul Muis di mana organisasi ini diketuai langsung oleh Tjokroaminoto.
Soekarno kemudian bergabung dalam organisasi Tri Koro Dharmo. Organisasi Tri Koro Dharmo bertujuan untuk mendidik para pemuda bangsa yang didirikan sebagai organisasi yang termasuk dalam organisasi Budi Utomo (organisasi pemuda).Â
Pada tahun 1918 nama organiasi Tri Koro Dharmo diganti namanya menjadi Jong Java yang berarti Pemuda Jawa.
Setelah selesai mengenyam pendidikannya pada tahun 1920 di HBS, Soekarno melanjutkan pendidikannya di Technische Hoge School yang sekarang kita kenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).Â
Di sana Soekarno mengambil jurusan Teknik Sipil. Soekarno lulus pada tahun 1926 dan berhasil mendapat gelar 'Ir'.
3. Perjalanan memperjuangkan kemerdekaan
Setelah lulus bersama dengan Ir. Anwari mereka mendirikan biro insinyur Soekarno dan Anwari pada tahun 1926.Â
Kemudian Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927, partai ini ia dirikan dengan tujuan bisa memerdekakan Indonesia.
Oleh sebab tujuan itulah Soekarno ditangkap oleh tentara Belanda dan di penjarakan di penjara Banceuy pada Desember 1929 sebelum akhirnya di pindahkan di penjara Sukamiskin pada 1930.Â