Makanan paginya jalan setapak bebatuan
Menakhlikkan angan pada jejak zaman
Surya menyapa memberi setitik penerangan
Wajah-wajah lugu nampak penuh pengharapan
Lukisan paginya buasnya bengawan
Bimbangnya tumbang oleh kukuhnya pegangan
Bahkan temali menderma kekuatan
Pada raga kecil yang nampak pahlawan
Ia pijaki gedung pencipta mimpi
Kadang menjadi langit penampung aspirasi
Katanya impian bukan sekedar milik yang bermateri
Tapi juga milik kami anak pelosok negeri
Gorontalo, ditulis pada Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!