Mohon tunggu...
HAIDAR
HAIDAR Mohon Tunggu... Dosen - Lecture of Islamic Law Philosophy at IAIN Ponorogo

Mengajar, bermusik, membaca, berdiskusi. Pegiat Literasi yang terus memaknai kehidupan agar terus menjadi manusia sekaligus hamba yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahun Baru: Refleksi dan Solusi Keresahan Eksistensial Masyarakat Modern

3 Januari 2023   13:28 Diperbarui: 3 Januari 2023   13:36 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun baru merupakan momen yang sangat spesial bagi banyak orang, karena menandai awal dari tahun yang baru, dan merupakan kesempatan untuk memulai kembali, sehingga refleksi akhir tahun merupakan hal yang penting untuk dilakukan. 

Refleksi akhir tahun merupakan proses mengevaluasi dan merenungkan kembali apa yang telah terjadi selama tahun yang lalu. Ini merupakan kesempatan untuk memahami apa yang telah tercapai, mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan, dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk tahun yang akan datang.

Refleksi akhir tahun juga dapat menjadi sarana untuk mengatasi keresahan eksistensial. Dengan merenungkan kembali pengalaman dan perasaan yang dialami selama tahun yang lalu, seseorang dapat memahami lebih dalam tentang diri sendiri dan menemukan tujuan dan makna dalam hidup. 

Refleksi akhir tahun dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menulis atau membuat daftar keberhasilan dan kegagalan, atau bertemu dengan teman atau keluarga untuk membahas pengalaman dan perasaan yang dialami. 

Dengan melakukan refleksi akhir tahun, seseorang dapat memulai tahun yang baru dengan lebih terfokus dan memiliki arah yang jelas, bahkan bisa menghindari dari krisis dan keresahan yang bersifat eksistensial.

Problem Keresahan Eksistensial: Pandangan L. Tolstoy dan S.H. Nasr

Masyarakat modern sering menghadapi problem keresahan eksistensial, yaitu perasaan tidak pasti atau kebingungan tentang keberadaan, tujuan, dan makna dalam hidup. 

Keresahan eksistensial merupakan bagian dari kehidupan manusia yang normal, tetapi dapat menjadi lebih berat dalam masyarakat modern yang cenderung tertekan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan yang diukur dengan standar-standar yang ditentukan oleh masyarakat. 

Oleh karena itu, dalam masyarakat modern yang cepat berubah, orang-orang sering merasa tertekan untuk terus mengikuti tren-tren terbaru dan merasa tidak puas dengan kehidupan yang mereka jalani. Hal ini dapat menyebabkan keresahan eksistensial yang lebih berat, karena seseorang merasa tidak yakin tentang tujuan dan makna dalam hidup.

Menurut filsuf Rusia, Lev Tolstoy, keresahan eksistensial dapat diatasi dengan menemukan tujuan dan makna dalam hidup. Tolstoy percaya bahwa tujuan utama dari kehidupan adalah mencari kebahagiaan, yang diperoleh dengan menghargai dan menghormati orang lain. 

Ia juga percaya bahwa kebenaran dan kebaikan moral tidak tergantung pada agama atau sistem nilai yang diberikan oleh orang lain, tetapi harus dicari oleh setiap individu sendiri melalui introspeksi dan pemahaman terhadap diri sendiri.

Untuk mengatasi keresahan eksistensial, Tolstoy menekankan pentingnya menemukan tujuan dan makna dalam hidup dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang diyakini. Ini dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang memberikan kepuasan dan menghargai orang lain, serta memperjuangkan prinsip non-voilence dan perdamaian. 

Selain itu, Tolstoy juga percaya bahwa sistem sosial yang adil adalah yang menghargai hak-hak asasi manusia, sehingga penting untuk memperjuangkan prinsip kesetaraan dan keadilan sosial. Dengan memperjuangkan prinsip-prinsip ini dan menemukan tujuan dan makna dalam hidup, keresahan eksistensial dapat diatasi dan kebahagiaan dapat dicapai.

Sementara itu, Sayyed Hossein Nasr, seorang filsuf asal Iran yang memiliki pandangan yang kritis terhadap masyarakat modern, mengatakan bahwa masyarakat modern mengalami nestapa atau kehilangan makna dan tujuan dalam hidup karena terlalu terfokus pada materi dan mengabaikan aspek-aspek spiritual dan moral dari kehidupan. 

Nasr menyatakan bahwa masyarakat modern terlalu terfokus pada teknologi dan kemajuan material, sehingga mengabaikan aspek-aspek spiritual dan moral dari kehidupan. Hal ini menyebabkan seseorang merasa kehilangan makna dan tujuan dalam hidup, yang dapat menyebabkan nestapa atau keresahan eksistensial.

Untuk mengatasi nestapa ini, Nasr menekankan pentingnya kembali ke akar-akar spiritual dan menemukan makna dan tujuan dalam hidup melalui kegiatan-kegiatan yang spiritual dan moral. 

Menurut Nasr, dengan melakukan ini, seseorang dapat menemukan kebahagiaan dan kepuasan yang sejati dalam kehidupan. Kegiatan-kegiatan spiritual dan moral dapat berupa aktivitas-aktivitas yang terkait dengan agama atau kepercayaan seseorang, seperti beribadah (bermeditasi), atau aktivitas-aktivitas yang terkait dengan prinsip-prinsip moral yang diyakini, seperti membantu orang lain yang membutuhkan (memperjuangkan keadilan sosial).

Dengan demikian, merujuk pada dua perspektif di atas, melakukan kegiatan-kegiatan yang spiritual dan moral dapat membantu seseorang menemukan makna dan tujuan dalam hidup karena dapat memberikan kesempatan untuk mengekspresikan nilai-nilai dan kepercayaan yang diyakini, serta membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan orang lain dalam keberadaan yang lebih besar. 

Kegiatan-kegiatan spiritual dan moral juga dapat memberikan kesempatan untuk belajar dan tumbuh sebagai individu, sehingga dapat menciptakan kesadaran reflektif yang sangat penting untuk kualitas kehidupan.

Menemukan Tujuan dan Makna dalam Hidup

Tujuan hidup adalah sesuatu yang menjadi sasaran atau arah yang ingin dicapai oleh seseorang dalam kehidupannya. Tujuan hidup dapat berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kepribadian, pengalaman, dan kepercayaan setiap individu. 

Bagi sebagian orang, tujuan hidup mungkin terkait dengan karier atau prestasi yang ingin dicapai, seperti menjadi seorang dokter, insinyur, atau pencipta teknologi baru. 

Bagi yang lain, tujuan hidup mungkin terkait dengan keluarga atau relasi interpersonal, seperti menjadi seorang ayah atau ibu yang baik atau memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain. 

Tujuan hidup juga dapat terkait dengan aspek-aspek spiritual dan moral, seperti menemukan makna dan tujuan dalam hidup, memperjuangkan prinsip-prinsip moral yang diyakini, atau membantu orang lain yang membutuhkan.

Sedangkan makna hidup adalah sesuatu yang memberikan arti dan tujuan bagi kehidupan seseorang. Makna hidup dapat berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kepribadian, pengalaman, dan kepercayaan setiap individu. Makna hidup dapat dianggap sebagai hasil dari upaya seseorang untuk menemukan tujuan dalam kehidupannya. 

Dengan menemukan makna hidup, seseorang dapat merasa lebih bahagia dan memiliki arah yang jelas dalam kehidupannya. Makna hidup dapat terkait dengan berbagai aspek dari kehidupan, seperti karier, keluarga, relasi interpersonal, atau aspek-aspek spiritual dan moral. 

Menemukan makna hidup yang sesuai dengan kepribadian dan kepercayaan diri seseorang dapat membantu mengatasi keresahan eksistensial dan memberikan kebahagiaan yang sejati.

Oleh karena itu, tujuan dan makna hidup dapat saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Menemukan tujuan dalam kehidupan dapat membantu seseorang menemukan makna hidup, sedangkan menemukan makna hidup dapat membantu seseorang menemukan tujuan dalam kehidupannya. 

Tujuan dalam kehidupan adalah sasaran atau arah yang ingin dicapai oleh seseorang, sedangkan makna hidup adalah sesuatu yang memberikan arti dan tujuan bagi kehidupan seseorang. 

Menemukan tujuan yang sesuai dengan kepribadian dan kepercayaan diri seseorang dapat membantu menemukan makna hidup yang sesuai dengan kepribadian dan kepercayaan tersebut.

 Sebaliknya, menemukan makna hidup yang sesuai dengan kepribadian dan kepercayaan seseorang dapat memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam kehidupannya. 

Dengan demikian, tujuan dan makna hidup dapat saling mempengaruhi dan mendukung satu sama lain dalam menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan terhindar dari krisis eksistensial.

Tahun Baru, Resolusi Baru

Telah mafhum bahwa tahun baru merupakan perayaan yang diperingati oleh banyak orang di seluruh dunia pada awal tahun, biasanya pada tanggal 1 Januari. Saat tahun baru, banyak orang membuat resolusi baru, yaitu janji atau sasaran yang ingin dicapai selama tahun yang baru. 

Resolusi baru juga dapat berkaitan dengan berbagai aspek dari kehidupan, seperti karier, keluarga, kesehatan, atau relasi interpersonal. Beberapa contoh resolusi baru yang mungkin dibuat oleh seseorang adalah mengurangi stres dengan berolahraga lebih sering, meningkatkan karier dengan mengikuti pelatihan atau kursus, atau memperbaiki hubungan dengan orang lain dengan lebih sering berkomunikasi.

Beberapa langkah kongkret yang dapat dilakukan untuk memaknai tahun baru misalnya, pertama, beribadah atau bermeditasi. Melakukan kegiatan-kegiatan spiritual seperti beribadah atau bermeditasi dapat membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan keberadaan yang lebih besar dan membantu menemukan makna dan tujuan dalam hidup. 

Kedua, membuat resolusi yang terkait dengan nilai-nilai spiritual seperti kebaikan, empati, atau keadilan dapat membantu seseorang menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memberikan kontribusi positif bagi orang lain. 

Ketiga, menghargai dan merayakan keberadaan orang lain, baik melalui kegiatan sosial atau dengan cara lain, dapat membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan orang lain dan dengan keberadaan yang lebih besar. 

Keempat, menetapkan tujuan yang terkait dengan makna hidup seperti membantu orang lain atau meningkatkan kebaikan diri agar dapat membantu seseorang menemukan makna dan tujuan dalam hidup.

Dengan demikian, tahun baru dapat dipandang sebagai momen yang tepat untuk memaknai kehidupan. Tahun baru dapat dijadikan media untuk membuat resolusi baru karena memberikan kesempatan untuk memulai kembali dan menetapkan sasaran yang ingin dicapai. Namun, penting untuk diingat bahwa resolusi baru harus realistis dan dapat dicapai dengan usaha yang tepat agar dapat tercapai dengan sukses. Semoga[]

Inspirasi:

  • S. H. Nasr, Islam  Dan  Nestapa  Manusia  Modern, Bandung: Pustaka, 1983.
  • Karya L. Tolstoy: Novel War and Peace dan Anna Karenina.
  • Hasil Refleksi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun