Mohon tunggu...
Pinta Styaning Pambudi
Pinta Styaning Pambudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Risk taker and adventurer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Role-Preneur" Mengubah Potensi Lokal Desa Pucangrejo Menjadi Peluang Bisnis Melalui Projek Kepemimpinan Pelatihan Pembuatan dan Branding Rolade Tempe

16 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 16 Agustus 2024   16:01 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KABUPATEN MADIUN – Minggu (11/08), mahasiswa PPG Prajabatan gelombang 1 tahun 2024 kelas PGSD.C Universitas PGRI Madiun sukses melaksanakan Projek Kepemimpinan. Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga dan beberapa produsen tempe yang dilaksanakan di Desa Pucangrejo RT.10 Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun.

Desa Pucangrejo memiliki potensi sumber daya lokal berupa penghasil tempe yang dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan. Banyak produsen tempe berasal dari desa ini, mulai dari skala kecil hingga besar.  Meskipun tempe dikenal akan kualitas dan gizinya yang baik, produk tersebut hanya dijual dalam bentuk mentah baik bungkus daun maupun plastik. Tidak ada inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan nilai jual dari tempe tersebut. Padahal, dengan sedikit kreativitas dan inovasi, potensi lokal tempe di desa ini bisa dikembangkan dan memberikan manfaat yang jauh lebih besar bagi masyarakat.

“Pelatihan Pembuatan Rolade Tempe (Role-Preneur) adalah program projek kepemimpinan yang diinisiasi oleh mahasiswa PPG Prajabatan PGSD.C Universitas PGRI Madiun Tahun 2024 sebagai upaya inovasi dalam meningkatkan nilai jual produk tempe. Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini masyarakat memiliki ide peluang bisnis dan mampu meningkatkan nilai jual tempe” ujar Maya Arum Prastiti selaku ketua kelompok Projek Kepemimpinan.

Penulis (dokpri)
Penulis (dokpri)

Lebih lanjut, mahasiswa memberikan pelatihan bagaimana memasarkan produk yang baik. Branding adalah kunci untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan branding yang kuat, produk tempe akan dikenal dan dihargai tinggi oleh konsumen. Pelatihan ini mencangkup pengetahuan tentang identitas produk, desain kemasan, dan strategi yang efektif. “Nama produk yang digunakan, logo, dan pengemasannya haruslah memiliki tujuan yang kuat. Disini, kami menggunakan logo rolade tempe asli buatan kami dan menggunakan bahan ramah lingkungan untuk mengemasnya. Sehingga, target pasar kita adalah mereka yang peduli terhadap lingkungan dan sadar akan kesehatan. Dengan begitu, nilai jual produk akan meningkat mengikuti aspek yang lain.” Ujar Pinta Styaning Pambudi, selaku koordinator pelatihan branding dan pengemasan.

Penulis (dokpri)
Penulis (dokpri)

Masyarakat desa Pucangrejo menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam pelatihan ini. Mereka menyadari bahwa keterampilan ini merupakan cara baru untuk menikmati tempe dan peluang bisnis yang dapat dikembangkan. “Sekarang kami tahu harus mempersembahkan apa pada saat bazar UMKM desa sawahan pada acara 17 Agustus 2024 nanti, yaitu Rolade Tempe” Ujar Umi, salah satu peserta pelatihan.

Penulis (dokpri)
Penulis (dokpri)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun