Mohon tunggu...
Pinsil Tempur
Pinsil Tempur Mohon Tunggu... -

Pinsil Tempur, nama aslinya Ali Murtadho, pernah sekolah,pernah kuliah, pernah tidak lulus, pernah lulus, tapi bukan diploma apalagi sarjana, Aktifitas sehari-hari : bersepeda,membaca, menggambar, menulis dan bercinta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Psikologi Kartu Undangan (Catatan Tukang Cetak # 2)

20 September 2010   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh tahun berprofesi sebagai tukang cetak, sudah ribuan kali aku bertugas mencetak kartu undangan. Bahkan sampai undangan nikah orang Malaysia dan Singapura. Dari ribuan kali mataku melihat model, jenis kertas, warna kertas, warna tinta, bahasa, sampai aksesori yang dipakai di dalam kartu undangan, aku bisa menyimpulkan karakter dan sifat-sifat kedua mempelai.

Kawan, berikut ini hasil penelitianku tersebut :

-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna hijau --- rumahnya menghadap ke utara.
-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna kuning ---kakeknya pernah ke Jerman.
-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna merah ---tetangganya bekas tentara.
-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna merah jambu ---tantenya cantik.
-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna hitam dan putih ---ada gejala buta warna.
-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna coklat ---waktu di khitan sembuhnya lama.
-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna ungu ---rokoknya, rokok putih.
-Mereka yang membuat kartu undangan berwarna coklat muda --- punya luka di lutut sebelah kiri.
-Mereka yang membuat kartu undangan dan kurang puas dengan hasilnya ---pingin nikah lagi.
-Mereka yang membuat kartu undangan datang ke percetakan naik sepeda motor tidak memakai helm--- tetangganya Polantas.
-Mereka yang membelikan kopi tukang cetak undangan---jatuh cinta pada tukang cetak.
-Mereka yang membuat kartu undangan dan foto pre weddingnya sangat mesra---waktu pacaran pernah berciuman.
-Mereka yang membuat kartu undangan dan tidak memakai foto pre wedding---takut sama MUI.
-Mereka yang membuat kartu undangan ribet dan mahal---yang kondangan bupati.
-Mereka yang membuat kartu undangan sedikit sekali---handpone-nya CDMA.
-Mereka yang membuat kartu undangan fotokopian---menunya ikan tongkol.
-Mereka yang membuat kartu undangan ukuran 13,5 x 18 cm---resepsinya nanggap dangdut.
-Mereka yang membuat kartu undangan memakai puisi---belum pernah baca Khalil Gibran.
-Mereka yang membuat kartu undangan memakai huruf kanji---kedua mempelai berkulit putih.
-Mereka yang mendesain undangan,mencetak, finishing, dan memasukkannya ke plastik sendiri---pernah dikecewakan penerbit.
-Mereka yang mengkoleksi kartu undangan---tak laku-laku.
-Mereka yang malas bikin kartu undangan dan malas nikah---mempunyai tato kupu-kupu di pinggulnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun