Banyaknya pemimpin muda yang terpilih dan memiliki rekam jejak bersih, melahirkan harapan dimulainya era pemerintahan meritokrasi.
"Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan." ~ Franklin D. Rooselvelt
Masa depan suatu bangsa merupakan tanggung jawab generasi muda, begitulah pemikiran Presiden Amerika Serikat ke 32, Franklin D. Rooselvelt ini. Oleh karena itu, persiapan regenerasi kepemimpinan merupakan tanggung jawab mutlak bagi generasi sebelumnya demi keberlangsungan bangsa.
Karena itulah, munculnya para pemimpin muda yang mampu mengalahkan para politikus senior di sejumlah wilayah pada Pilkada Serentak 2017 maupun 2018 lalu, menjadi jawaban akan adanya tren memilih pemimpin muda potensial di masyarakat. Apalagi para pemimpin muda ini, sebagian besarnya berasal dari kalangan profesional.
Menyikapi tren keterpilihan generasi muda tersebut, Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah juga menyatakan kalau pertimbangan tersebut akan menjadi penentu pula bagi Jokowi dalam menentukan cawapres di Pilpres nanti. Dengan kata lain, kemungkinan besar cawapres yang dipilih Jokowi nanti akan berasal dari tokoh berusia muda.
Pernyataan Wakil Ketua MPR ini disampaikan dalam diskusi bertajuk Konstelasi Politik Jelang Pemilu 2019 dan Prospek Alih Generasi Kepemimpinan Nasional di Pemilu 2024, di Jakarta, Rabu (18/7) lalu. Pernyataan Basarah ini, otomatis mengungkap kalau Jusuf Kalla (JK) juga tidak akan kembali diusung sebagai cawapres oleh Jokowi.
Sebelumnya, Wakil Presiden berusia 76 tahun tersebut mengaku berubah pikiran dan bersedia kembali mendampingi Jokowi, apabila undang-undang memperbolehkannya. Meski begitu, hingga ini Mahkamah Konstitusi sendiri masih belum mengeluarkan keputusan mengenai gugatan UU tentang batasan periode presiden dan wakil presiden.
Di sisi lain, ada begitu banyak kandidat berusia muda yang juga tengah dipertimbangkan sebagai cawapres Jokowi. Para pemimpin muda tersebut, tak hanya memiliki pengalaman yang cukup diperhitungkan tapi juga memiliki harapan untuk menjadi pemimpin potensial di Pilpres selanjutnya, yaitu di 2024.
Tren Neocracy Kepemimpinan