Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Mau JK-AHY?

28 Juni 2018   10:38 Diperbarui: 28 Juni 2018   10:45 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejauh ini, Demokrat memang belum menemukan rekan koalisi untuk membentuk aliansi yang nantinya berlabel Koalisi Kerakyatan tersebut. Meski demikian, untuk mewujudkan pasangan JK-AHY mereka menyebut tengah intens berkomunikasi dengan partai-partai seperti PKB dan PAN.

Keunggulan Masing-masing Generasi

Bagi Alberto Alesina dari Harvard University, politikus muda memiliki karakteristik khusus yang membuatnya berbeda dengan politikus berusia lebih matang. Ia menyebut bahwa politikus muda cenderung lebih strategis dalam bertindak.

Menurut Alesina, ada tiga alasan yang membuat politikus muda berbeda dengan politikus tua. Alasan pertama adalah politikus muda memiliki karir yang lebih panjang sehingga memiliki kekhawatiran akan karir yang lebih besar. Alasan kedua, politikus dengan usia lebih rendah cenderung lebih dapat beradaptasi dengan kebijakan jangka panjang. Alasan ketiga, politikus muda cenderung lebih enerjik dan produktif dalam bekerja.

Sementara itu, politikus tua juga bukan berarti tidak memiliki keunggulan. Marcus Tullius Cicero merupakan salah satu filsuf yang amat menekankan kematangan usia dalam politik. Filsuf era Romawi Kuno ini bahkan mengilhami asas Lex Villia Annalis yang menjadi peraturan pembatasan usia politikus era Romawi Kuno.

Cicero memang cenderung mengunggulkan politikus berusia tua. Menurut Cicero, orang yang lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak. Orang yang lebih tua lebih mampu mempraktikkan intelektualitasnya dengan lebih kuat karena telah ditempa oleh waktu.

Menggabungkan politikus tua dan muda dapat menggabungkan keunggulan dari masing-masing generasi. Pasangan yang muncul dapat memilki kemampuan strategis ala politikus muda sekaligus juga kaya akan pengalaman seperti politikus matang.

Kondisi ini jelas menguntungkan. Politikus muda yang lapar dan berorientasi pada karir jangka panjang cenderung akan membuat kebijakan progresif dan dalam kadar tertentu cenderung revolusioner. Dalam konteksi ini, politikus tua dengan pengalaman dan intelektualitasnya dapat memberikan saran agar kebijakan yang diambil tidak terlalu berlebihan.

Melalui pasangan seperti ini, perdebatan soal generasi mana yang lebih unggul mendapatkan jawabannya. Boleh jadi, tidak perlu lagi ada pertanyaan generasi mana yang lebih baik jika ada solusi untuk menggabungkan keunggulan masing-masing generasi dalam satu pasangan calon.

Opsi Alternatif

Pasangan JK-AHY bisa saja menggabungkan dua keunggulan generasi tersebut. Perdebatan siapa yang lebih unggul tidak lagi relevan karena keunggulan masing-masing generasi. Pasangan JK-AHY bisa memiliki unsur pengalaman ala Cicero dan juga produktivitas yang dikemukakan oleh Alesina.

AHY, sebagai sosok yang digadang-gadang menjadi pemimpin di masa depan jelas memiliki karir politik yang panjang seperti yang dikemukakan Alesina. Oleh karena itu, kebijakan yang ia ambil cenderung akan sangat strategis karena memperhitungkan karir politiknya yang masih panjang tersebut. Oleh karena itu, terobosan baru bisa diharapkan hadir dari pemimpin muda seperti AHY ini.

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun