Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Kompetisi antar Saudari ala Rachmawati

25 Juni 2018   10:09 Diperbarui: 25 Juni 2018   10:17 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya menempati gerbong kelompok oposisi pemerintah Jokowi, Rachmawati juga 'memecah' hubungan antar saudari trah Soekarno.

Nama Rachmawati Soekarnoputri barangkali akan sulit dilepaskan dari sosok dua saudari lainnya, yakni Megawati dan Sukmawati Soekarnoputri. Bagaimana tidak, dua saudari tersebut tak luput dari sasaran 'tembak-nya'.

'Tembakan' yang dimaksud tentu saja kritik dan komentar pedas yang keluar dari mulut putri ketiga Soekarno ini. Jika tembakannya kepada Megawati sudah sering terdengar, kini Rachmawati turut 'menembak' Sukmawati Soekarno, adiknya.

Dalam acara Haul Bung Karno ke-48 di Universitas Bung Karno yang jatuh pada Kamis (18/06) lalu, Rachmawati berkata jika penodaan agama yang dilakukan adiknya lebih parah daripada Ahok. Hal itu dinilainya dari keberadaan puisi berjudul Ibu Indonesia, yang otentik dan sah, bisa digunakan sebagai landasan polisi meningkatkan kasus ke tahap penyidikan.

Tapi apa daya, penyidikan terhadap kasus penodaan agama Sukmawati, resmi dihentikan karena penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Dari sini, bukan hal yang mengejutkan bila selanjutnya Rachmawati berkomentar bahwa kemunculan SP3 dalam kasus Sukma merupakan bentuk politisasi.  

Komentar yang dikeluarkan Rachmawati terhadap Sukmawati --- yang dilakukannya sembari menerima penghargaan Pejuang Kebangsaan dari Neno Warisman --- makin menambah panjang daftar konflik yang terjadi antar saudari dari trah Soekarno dan Fatmawati.

Bukanlah rahasia bila tiga puteri Soekarno, yakni Megawati, Rachmawati, dan Sukmawati, dikabarkan tak akur satu sama lain. Bukti paling kentara memang bisa dilihat melalui sepak terjang politik ketiganya. Apapun yang dilakukan Megawati, sudah tentu mengundang kritik dan komentar pedas dari Rachmawati. Hal sama berlaku pula pada Sukmawati.

Menariknya, dibandingkan dengan Rachmawati, baik Megawati dan Sukmawati, jarang, atau bahkan tak pernah terlihat sama sekali membalas tembakan kritik dan komentar pedas Rachmawati. Pemandangan paling kontras juga bisa dilihat dari 'adem ayemnya' Guntur dan Guruh di dalam perseteruan ketiga saudara perempuannya.

Persaingan antar saudari ini, mengingatkan pada pernyataan Sigmund Freud seputar sibling rivalry(persaingan antar saudara kandung). Pernyataan Freud, yang menjadi dasar teori Oedipus Complex yang populer tersebut, memang kerap disepelekan secara saintifik karena dianggap berdasar asumsi dan terlalu menggeneralisir. Namun, Freud menangkap adanya kesamaan pola perilaku dan hubungan antar saudara kandung yang ditemuinya.

Freud berkata bahwa saudara kandung cenderung memperlakukan saudara kandung lainnya dengan buruk. Biasanya, anak tertua kerap berbohong bahkan merebut mainan anak yang lebih muda, sementara yang muda ini akan terisi kemarahan tak terkontrol, iri hati, sekaligus ketakutan. Freud berteori jika saudara kandung ini berlomba-lomba mendapatkan perhatian dan cinta orang tua.

PinterPolitik.com
PinterPolitik.com
Apa yang digariskan oleh Freud, dilengkapi oleh Shawn D. Whiteman, Susan M. McHale, dan Anna Soli dalam Theoritical Perspective on Sibling Relationships, bila pola tersebut juga dipengaruhi oleh elemen pembelajaran sosial tiap individu, psikologi sosial, dan juga perspektif sistem ekologi keluarga.

Nah, bila berangkat dari elemen di atas, lantas apa yang menyebabkan Rachmawati dianggap sebagai 'pemicu konflik' antar saudari? Apa kisah apa di belakangnya?

Persaingan dan Benci Antar Saudara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun