Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Keumatan, Apa untuk Umat?

7 Juni 2018   11:13 Diperbarui: 7 Juni 2018   11:25 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski demikian, bagi PAN, perlu ada komunikasi lebih lanjut untuk menentukan capres yang benar-benar tepat. Bagi PAN, pembentukan koalisi adalah perkara yang mudah. Menurut mereka, yang sulit adalah menentukan pasangan capres yang pas dan berpotensi menang.

Jika merujuk pada pemikiran Huan Wang dari New York University, pernyataan PAN tersebut ada benarnya. Menurut Wang, kebutuhan figur yang kuat adalah syarat dari kuatnya sebuah koalisi.

Berdasarkan kondisi tersebut, hingga saat ini sulit untuk melihat bahwa kans Koalisi Keumatan lebih unggul ketimbang koalisi pendukung Jokowi. Merujuk pada hasil survei, nama-nama yang ada di internal Koalisi Keumatan terlihat masih kalah pamor ketimbang Jokowi sebagai petahana.

Dalam survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia, nama Prabowo sebagai capres unggulan koalisi ini tampak masih tertinggal di belakang Jokowi. Pada survei tersebut, dalam pilihan semi terbuka, Jokowi mendapatkan suara 51,9 persen. Sementara itu, Prabowo terpaut jauh di bawahnya dengan raihan 19,2 persen.

Kondisi serupa berlaku bagi nama-nama lain di internal koalisi. Kader-kader PKS yaitu Ahmad Heryawan, Anis Matta, Sohibul Iman, dan Hidayat Nurwahid perolehannya masih di bawah satu persen. Ketua Umum PBB, Yusril Izha Mahendra hanya mendapat 0,1 persen suara saja. Lebih tragis, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan meraup 0,0 persen suara responden. Nama penganjur koalisi, Rizieq Shihab sekalipun hanya bisa mendapat 0,2 persen saja.

Berdasarkan kondisi tersebut, sulit untuk melihat potensi kemenangan Koalisi Keumatan, setidaknya sampai hari ini. Idealnya, mereka membutuhkan nama alternatif yang dianggap kuat melawan Jokowi sesuai dengan pemikiran Wang. Jika tidak, mereka harus bekerja keras agar koalisi ini bisa memberikan kursi pada pemimpin dambaan umat. (H33)

Artikel ini tayang pertama kali di pinterpolitik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun