Kedasyatan ketahanan nasional terkokohkan hanya melalui pengembangan kehidupan politik, penegakan wibawa hukum, dinamika kegiatan ekonomi yang berkeadilan Pancasila. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berkeadilan Pancasila hanya dapat terjadi dalam diri, sosok manusia yang terbersihkan (putih) yang dengan sendirinya berkedasyatan watak/karakter, mental Pancaila. Dalam sosok manusia putih yang bermental Pancasila, berlangsung kehidupan politik Pancasila yakni mampu menserasi-selaraskan demokrasi voting dengan demokrasi konsensus melalui dialektika demokrasi, mampu membingkai kegiatan pertumbuhan ekonomi yang serasi-selaras dengan pemerataan ekonomi melalui penegakan hukum yang berkeadilan yakni mengharmoniskan kepastian hukum dengan kemanfaatan hukum.
Dalam debat 3 capres bertema “Politik Internasional dan Ketahanan Nasional”, tecermati belum mengemukanya pemfokusan setiap capres dalam menempatkan nilai dan ideologi Pancasila sebagai sumber kekuatan dan kekayaan masyarakat bangsa indonesia. Begitupun yang tercermati dari debat 1 dan debat 2 belum tertampilkan paradigma Pancasila sebagai ruh (kedasyatan nilai dan kekuatan ideologi), masyarakat bangsa indonesia yang mampu memutih-pulihkan manusia indonesia menjadi manusia yang mulia, bijaksana melalui pelaksanaan demokrasi dan pengembangan ekonomi indonesia ke depan, untuk kelak lahir generasi baru bangsa berkedasyatan karakter, watak, mental Pancasila. Tercermati dalam debat 3 masing-masing capres lebih mendemonstrasikan pengamanan wilayah laut, darat, udara dalam konsep operasional melalui penganggaran untuk pengadaan peralatan yang berkaitan dengan pengamanan wilayah.***
,Dataran Oepoi, Kota Karang Kupang, Tanah Timor 29 Juni 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H