Â
Seperti petir di siang bolong saya membaca rangkaian berita tentang ditemukannya jasad kaku Angeline bocah imut berwajah teduh yang diberitakan hilang dua minggu sebelumnya. Saya beberapa kali harus mengusap mata yang menggenang begitu saja membaca rangkaian berita-berita dari beberapa portal berita di gadget. Karena sudah subuh, aku sesenggukan pelan-pelan. Yaaaahh, begitu kejamnya kah manusia terhadap sesamanya? Ada nada protes berkejaran dari benak saya yang sulit kumengerti. Di mana Tuhan saat tindakan jahat dilakonkan seorang manusia terhadap sesamanya? Subuh itu aku terpanggil untuk menulis status Facebook yang isinya sama dengan pemikiranku di atas. Pagi nya aku menemukan belasan komen, beberapa sungguh inspiratif dan mengupas isi statusku, selain banyak 'Like'.
Kejahatan terhadap Angeline yang menyebabkannya tewas dan kasus-kasus lain sejenis di masa lalu tak pelak menggoyahkan iman saya (mungkin juga para pembaca) tentang keberadaan Tuhan yang konon menurut kaum rohaniwan adalah omni present alias Maha Hadir, ada di mana-mana. Namun dapat diperdebatkan. Dalam kondisi positip seperti halnya menemukan solusi dari situasi sulit yang kita alami kita mudah menerima bahwa Tuhan telah bekerja dalam hidup kita. Doa kita yang terkabul dapat memberi keyakinan pada kita akan kuasa Tuhan. Namun bagaimana jika sebaliknya? Dan dalam kasus Angeline? Di sisi lain keberadaan sosok setan yang antagonis dengan Tuhan hampir selalu kita jadikan kambing hitam atas perilaku menyimpang kita, kejahatan kita. Aneh juga, hakim di persidangan pengadilan rasanya tak pernah menimbang keberadaan setan penggoda dalam mengadili kejahatan manusia. Apakah para hakim itu tak percaya keberadaan setan? dan tidakkah itu sama saja dengan tak percaya pula keberadaan Tuhan? Atau, unsur setan dan Tuhan yang berebut kuasa dalam diri manusia lah yang menjadi kunci memahami semua itu? Entahlah, pembaca yang bijaksana silakan beri pencerahan, syukur-syukur kebingungan saya berhenti di sini.
Seorang pengkomen status Facebook saya pagi kemarin berkata bahwa apa yang dialami Angeline telah dialami Tuhan Yesus. Saya pun teringat kisah Alkitab bagaimana Yesus merasa ditinggalkan oleh Tuhan hingga mempertanyakan mengapa Tuhan meninggalkan Yesus, dikenal sebagai salah satu ucapan Yesus di kayu salib. Juga saat serdadu Romawi mengolok-olok Yesus akan Tuhan yang diam saja melihat Yesus didera sengsara. Sesaat iman saya ditegarkan oleh komen tersebut.
Tulisan ini sederhana saja. Kita sangat bersedih mendengar melihat kejahatan terjadi di sekitar kita. Di sisi lain membuat kita gentar akan terjadinya hal serupa terhadap kita, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku kejahatan.
Kematian Angeline menggugat keberadaan Tuhan. Walau tak sulit mengatakan Tuhan itu ada sesuai iman orang beragama, tak demikian halnya untuk menjelaskan kesan alpanya Tuhan pada tak sedikit peristiwa terutama tindak kejahatan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H