Mohon tunggu...
Pinondang Hutauruk
Pinondang Hutauruk Mohon Tunggu... -

Saya seorang wiraswastawan suka membaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Indonesian Idol 2014 buat Gio? Kenapa Tidak!

5 Maret 2014   04:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Husein, saya belum banyak mengetahui banyak tentangnya. Baru saja saya menulis di akun Facebook II nya bertanya tentang daerah asalnya. Sekilas yang memiliki nama begini banyak yang berasal dari Medan atau Aceh.

The point is,  saya secara pribadi sudah jenuh dengan realita anak Medan merajai dunia tarik suara termasuk ajang pencarian bakat. Anak Medan perlu diarahkan agar tak melulu mengurusi nyanyi. Anak Medan jago nyanyi itu sudah biasalah... Saatnya anak Medan melepas predikat jago nyanyi dan merambah area-area yang selama ini kurang diminati atau lebih tepat kurang bisa eksis. Dunia politik masih sangat membutuhkan peran anak Medan di negeri ini sehingga misalnya dapat menepis kesan kalau anak Medan yang politisi itu ya si Poltak raja minyak itulah yang kasar dan sadis. Hehe, dibutuhkan anak-anak Medan yang santun berbudaya di panggung politik negeri ini.

Lalu, apa hubungannya dengan Gio?
Ya, sejalan dengan kejenuhan akan anak Medan merajai II maka saya cenderung agar kontestan yang tak ada hubunganya dengan Medan yang akan memenangi II 2014 ini. Biar lebih berwarna dan merata sesuai semangat Bhinneka Tunggal Ika. Tadinya saya sempat mengunggulkan Dewi Puspita sebelum akhirnya Gio. Lebih memilih Gio karena simpati dengan semangat juangnya dan cara bernyanyi yang 'from the heart' walau cenderung berlebihan secara emosi. Ke depan saya berharap Gio lebih bisa mengatur emosi. Latar belakangnya yang telah berstatus bapak dari dua anak sebagaimana terlihat dari foto di tag yang digantung di leher gitarnya membuat Gio mewakili kaum bapak. Sederhana saja, dia tak memalukan menyandang jawara II 2014. Cukup bagus bernyanyi. Dan yang paling penting: bukan anak Medan. Dengan demikian ke depan kita dapat menyaksikan warna warni nusantara di panggung II yang bergengsi.

Ajang pencarian bakat berdasarkan pengumpulan sms akan selalu memacu adrenalin karena pemirsa selalu dirangsang untuk berlomba-lomba mengirimkan sms. Dapat dikatakan lomba sesungguhnya ada pada pemirsa pengirim sms.
Kita semua berpeluang menentukan akankah semarak warna-warni nusantara dapat terwujud melalui banyak aspek kehidupan di negeri ini,  termasuk melalui ajang Indonesian Idol.

Pilihlah Yuka, atau Dewi, atau Miranti, atau Gio, atau Ubay, atau Yunita, atau Windy, atau Sarah. Saya sendiri mendukung Gio. Tak berarti saya sentimen kepada kontestan di luar yang disebut itu, simak argumen saya di atas.

Satu lagi, harap jangan ditafsirkan kalau tulisan ini bernada SARA mestinya sebaliknya, mengajak untuk menikmati keberagaman nusantara tercinta.

Semoga.........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun