4. Mie Celor
Dinamakan Mie Celor karena mie dalam hidangan ini dicelupkan (celorkan ke air panas) hingga menjadi lunak kemudian diletakkan di dalam piring, disiram dengan kuah kental gurih berbumbu yang terbuat dari kaldu udang dan santan. Mie yang digunakan teksturnya kenyal dan berukuran lebih besar daripada mie pada umumnya.Â
Rahasia warna kuning kemerahan pada kuah Mie Celor didapat dari rebusan kepala udang yang digunakan. Mie Celor dilengkapi tambahan telur rebus, irisan daun kucai, taoge rebus dan potongan udang sungai. Tidak banyak penjual Mie Celor di Palembang namun menu sarapan ini ada beberapa yang menjualnya, Mie Celor yang paling terkenal dapat dibeli di warung H. Syafei Pasar 26 Ilir. Â
Makanan dengan pengaruh India karena terdapat bumbu kari di dalamnya. Makanan ini dibuat dari tepung dan minyak yang dipuntir-puntir di meja sehingga menjadi kulit yang pipih dan tipis, lalu diisi dengan telur ayam atau bebek kemudian digoreng di wajan lebar saampai matang dan garing. Martabak telur ini disajikan bersama kuah kari daging dan kentang yang kental, terdapat potongan cabe rawit sebagai pelengkap bagi yang suka pedas.Â
 Walaupun sekarang yang menjual martabak telur kuah kari sudah menjamur dan bukan hanya warung milik HAR, masyarakat Palembang sudah terlanjur melekatkan nama kuliner ini menjadi Martabak HAR meskipun bukan HAR yang menjual.Â
6. Burgo dan Lakso
Kedua makanan ini terbuat dari tepung beras berkuah santan. Burgo berbentuk seperti gulungan telur dadar pipih berwarna putih, dibuat dari adonan tepung beras yang dikukus kemudian digulung dan dipotong-potong sementara Lakso berbentuk seperti mie berukuran besar yang juga terbuat dari adonan tepung beras. Burgo berkuah santan berwarna putih dan gurih karena di dalam bumbunya dicampur dengan daging ikan gabus. Lakso berkuah santan berwarna kuning karena ada campuran sedikit kunyit di bumbunya. Â
Kayaknya itu dulu menu sarapan di Palembang yang bisa saya bagikan, meskipun masih banyak menu sarapan lainnya, namun karena saya keburu lapar dan kangen, dua persoalan penting yang bisa mengubah dunia hehehe sehingga saya harus mengisi perut dulu demi ketentraman hidup. Menulis tentang kuliner resikonya air liur menetes-netes apaalgi di jam makan siang sementara untuk ke Palembang dalam waktu cepat, saya perlu pintu kemana saja Doraemon.
Selamat makan, untuk mencintai kita perlu energi :)))Â