Mohon tunggu...
Pinkan Arulin
Pinkan Arulin Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang mahasiswa Universitas pamulang, ilmu komunikasi

Pinkan Latifah Arulin mahasiswa Univesitas pamulang (UNPAM)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Usulan Wapres Gibran: Coding Masuk Kurikulum SD-SMP

16 November 2024   10:37 Diperbarui: 16 November 2024   10:46 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, penguasaan keterampilan teknologi menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan. Teknologi dan inovasi berkembang pesat, dan untuk dapat bersaing di tingkat global, Indonesia perlu mempersiapkan generasi penerus yang tidak hanya menguasai literasi digital tetapi juga memiliki kemampuan dalam bidang pengembangan teknologi, seperti pemrograman (coding). Seperti yang di beritakan baru- baru ini Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, mengusulkan agar pengajaran coding diperkenalkan sejak tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Usulan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi anak-anak Indonesia dalam bidang teknologi, yang diharapkan dapat menjadi dasar yang kokoh untuk perkembangan ekonomi digital Indonesia di masa depan.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, coding menjadi keterampilan yang sangat relevan dan dibutuhkan di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga industri kreatif. Penguasaan coding memungkinkan seseorang untuk tidak hanya menggunakan teknologi, tetapi juga untuk menciptakan dan mengembangkan teknologi itu sendiri. Di banyak negara maju, seperti Amerika Serikat, Finlandia, dan Estonian, pengajaran coding telah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Di Indonesia, meskipun pemrograman atau coding semakin diperkenalkan dalam beberapa tahun terakhir, pelajaran ini masih belum merata dan seringkali terkesan hanya untuk kalangan tertentu.

Wapres Gibran mengusulkan agar pelajaran coding dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, dengan tujuan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia agar lebih siap menghadapi tantangan dunia digital. Beberapa alasan utama yang mendasari usulan ini antara lain:

  • Meningkatkan Literasi Digital
  • Dengan memperkenalkan coding sejak usia dini, siswa akan lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memahami cara kerja perangkat digital yang mereka gunakan sehari-hari. Literasi digital ini tidak hanya melibatkan keterampilan menggunakan perangkat dan aplikasi digital, tetapi juga pemahaman tentang bagaimana teknologi bekerja.
  • Mendorong Kreativitas dan Pemecahan Masalah
  • Coding mengajarkan siswa untuk berpikir logis, analitis, dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan ini sangat penting, karena selain dapat digunakan untuk membuat perangkat lunak atau aplikasi, keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah juga dapat diterapkan di berbagai bidang kehidupan lainnya.
  • Meningkatkan Keterampilan Komputer dan Teknologi
  • Penguasaan coding membuka banyak peluang karier di sektor teknologi, yang saat ini sedang berkembang pesat. Dari pengembang perangkat lunak hingga ahli data, banyak pekerjaan yang membutuhkan keterampilan coding. Dengan memperkenalkan coding lebih awal, siswa akan lebih siap memasuki dunia kerja yang semakin bergantung pada teknologi.
  • Mendukung Transformasi Digital di Indonesia
  • Indonesia sedang berada dalam masa transformasi digital yang pesat. Dengan memiliki generasi muda yang terampil di bidang teknologi, Indonesia dapat mempercepat pembangunan ekonomi digitalnya, menciptakan inovasi lokal, serta mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.

Untuk mewujudkan usulan ini, pemerintah perlu merancang strategi yang efektif dalam mengimplementasikan pengajaran coding di sekolah-sekolah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pelatihan untuk Guru
  • Guru-guru di SD dan SMP perlu diberikan pelatihan untuk mengajarkan coding kepada siswa. Pelatihan ini harus mencakup pengetahuan dasar tentang pemrograman serta metode pengajaran yang sesuai untuk anak-anak usia dini.
  • Menyediakan Infrastruktur dan Sumber Daya
  • Infrastruktur yang memadai, seperti komputer atau perangkat teknologi lainnya, harus tersedia di setiap sekolah. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan sumber daya belajar yang mudah diakses, seperti modul pembelajaran online, aplikasi coding yang ramah anak, serta platform yang memungkinkan siswa untuk berlatih coding.
  • Kolaborasi dengan Lembaga Teknologi
  •  Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan teknologi atau lembaga pendidikan teknologi dapat mempercepat pengenalan coding di sekolah-sekolah. Program-program seperti coding bootcamps atau kompetisi coding untuk anak-anak bisa diadakan untuk meningkatkan minat dan keterampilan siswa.
  • Kurikulum yang Fleksibel
  • Kurikulum coding harus dirancang agar fleksibel dan mudah diakses oleh siswa dari berbagai latar belakang. Pengajaran coding harus dimulai dengan konsep-konsep dasar yang sederhana, dan secara bertahap berkembang menuju topik yang lebih kompleks, seperti pembuatan aplikasi atau pengembangan game.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun