Seiring perkembangan zaman tidak banyak masyarakat yang minat membaca,adanya era digital yang semakin berkurang karna seharusnya membaca adalah suatu aktivitas yg diberikan sejak kecil karena membaca adalah suatu hal yang penting untuk kita semua, dengan membaca kita akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang luas. Karena membaca bisa  menambah wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi.
Namun karna adanya perkembangan teknologi dan internet membuat perubahan yang betul-betul signifikan.hingga 90% masyarakat indonesia lebih minat menonton dibandingkan membaca tidak jarang anak diatas 5 tahun sudah mengerti tontonan.
ditambah lagi dengan hadirnya internet sehingga dapat memudahkan untuk menonton dan mendapatkan informasi dari manca negara dengan ini jadi banyak masyarakat yg lebih minat mendengar dan melihat dibandingkan membaca  media cetak pun semakin menurun dan cenderung tidak
menguntungkan.sudah jarang sekali Kita temukan koran, dan majalah dipasaran ataupun dipinggi jalan yang biasanya banyak sekali yang menjual.Bila dahulu media cetak menjadi salah satu benda paling dibutuhkan masyarakat saat ingin mengetahui segala informasi, kini hal tersebut seolah sirna karena pesatnya media online. Masyarakat cenderung lebih rutin mengakses informasi melalui televisi atsu pun internet seperti youtube dan media sosial lainnya.memang pada dasarnya menonton lebih mudah dan cepatÂ
Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan. Berdasarkan indek nasional, tingkat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01. Sedangkan rata-data indeks tingkat membaca di negara-negara maju berkisar antara 0,45 hingga 0,62.Â
Hal ini bisa mengakibatkan risiko karna menyebabkan generasi muda menjadi generasi yang pemalas, kurangnya ilmu pengetahuan karna tidak banyak materi yang ada dibuku juga ada di televisi atau media lainnya, dan wawasan yang kurang
Lalu bagaimana cara meningkatkan minat membaca?
Â
Pertama ,dengan melakukan integrasi di perpustakaan setiap tingkat daerah, hal ini membuat masyarakat lebih mudah mengakses buku buku terbaru dan bermutu. Integrasi ini tentunya lebih murah ketimbang harus memebuat bangunan perpustakaan di setiap daerah.
Kedua, Memanfaatkan teknologi untuk mengakses bahan bacaan elektronik.Bahkan hampir semua buku impor memiliki versi e-book setiap judulnya. E-book biasanya jauh lebih murah karena produsen tidak mengeluarkan biaya cetak. Selain itu, faktor lingkungan juga turut mempengaruhi menjamurnya e-book ini.
Sumber : Republika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H