Â
Kau
Â
Menulis dalam hening
Mencatat waktu yang terserak berkeping
Â
Ada sepotong diriku di sana
Tersimpan dalam lembar-lembar dongeng
Tentang memorimu
Â
Ada secuil hatiku di sana
Terhimpit halaman-halaman masa
Tak terjamah
Tak terungkap
Â
Kau tahukah seperti apa rasanya
Menggenggam sebutir air
Yang terus menghilang
Tak pernah kembali
Tak bisa dimiliki
Â
Ketika luka tak lagi merembeskan bulir-bulir merah
Tapi terus terkoyak
Sedikit
Mengelupas
Perih
Dan aku terkapar
Â
Sendiri
Di sudut
Tempat aku tak lagi tampak
Tapi kenapa kau terus mencari?
Seakan tanganmu masih kosong
Padahal sudah berisi
Nirwanamu dan sekeping surga
Â
Biarkan aku melepas kelu
Pada awan yang tak terjangkau
Menebar setangkup bintang
Tak lagi melukis langit
Bersenggama dengan takdir
Memeluk cahaya kunang-kunang
Â
Maka aku akan diam
Merenungi sekotak pandora
Yang terlanjur terbuka
Meraih tiap kedip cahaya kembang api
Walau percikannya menyakiti
Â
Dan aku akan menyisih
Dalam pendar gelora aksaramu
Hanya menatap dari jauh
Meniti bilah waktu menuju senja
Â
Lalu semuanya abadi
Mengusung tiap titik ingatan
Pada sesuatu yang kau taburkan aksara demi aksara
Â
Itu milikmu
Itu milikku
Â
Pada waktu yang pernah berpotongan
Â
*-f-i-n-*
Â
*4Al
Â
Jan 19, 2016
-Pin-
Â