Mohon tunggu...
Faqih Badri
Faqih Badri Mohon Tunggu... Administrasi - -

Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang) Diwan al-Imam asy-Syafi’i #MindReader #Expat #IT Consultant #Hacktivist #IT Enthusiast #Working for Dell Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Fana adalah Ganteng, Mapan Finansial Abadi

16 Februari 2018   19:43 Diperbarui: 16 Februari 2018   19:48 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu sepulang kerja kita berencana akan menjenguk seorang rekan yang baru pulang dari rumah sakit pasca operasi, karena jam pulang kerja yang kelewat siang terlebih dahulu kami nongkrong ganteng di sebuah restoran nasi kandar untuk mencicipi sup daging sapi/lembu yang harganya tidak lebih mahal dari daging kambing , entah kenapa menu daging kambing di Malaysia selalu lebih mahal dari pada daging sapi .

Sambil memutar-mutar sendok dan me-ngunyah batu-es sisa esTeh yang saya pesan, sesekali gigi ini terasa ngilu karenanya , batu es jaman sekarang memang kelewat dingin ,  dari penilian rasa sup daging  obrolan kami berlanjut ke tema yang lebih dewasa ,  kali ini  tentang alasan kenapa pada akhirnya mbak mbak yang utamanaya cantik lebih memilih si Mapan ketimbang si Ganteng ?

Coba bro , apa menurutmu yang jadi pertimbangan seorang wanita dalam memilih pasangan ? "

celetuknya di suatu sore di bangku hijau di teras warung nasi kandar , saat itu pula terparkir mobil proton biru yang sesekali aku lirik karena aku memang suka warnanya.

ku jawab  singkat .. , " mapan " !

"Benar !! mapan adalah prioritas utamanya , seorang wanita pastilah mencari pasangan yang menjamin masa depannya hidup bersama dengan layak dan sejahtera.., !" tukasnya.

Kawan saya sepakat dan menimpali  ,  ganteng itu bukan prioritas " .

Berdasarkan kajian satu jam-setengah di warung kandar maka disimpulkan ke-gantengan akan memudar dari sudut pandang ekonomi seiring dengan berjalannya usia , saya pun lantas  membaginya dalam 3 fase proses memudarnya pesona  ke-gantengan ini.

Fase Insensible

Adalah normal seseorang yang dipersenjatai fitur ganteng ini pasti mampu mengguncang selera pasar  dan sangat laku pada usia usia remaja SMA atau Mahasiswi tingkat pertama , meskipun tidak sepenuhnya benar kondisi ini tumbuh dengan kejujuran emosi bahwa ganteng adalah parameter pertama dalam memilih pasangan, fase dimana simpul ghaib mengenai pemenuhan kewajiban bayar pajak masih samar atau belum sepenuhnya terbuka, saya menyebutnya ini adalah fase insensible. :D

Fase Reseptif

Menapaki usia lebih dari seperempat abad sang mahasiswi sudah bukan mahasiswi lagi ia telah tumbuh menjadi mbak mbak bernama Cinta yang cerdas dan lebih bijak , dia tahu bahwa fitur ganteng-ness dapat memudar seiring waktu dan keadaan, dia sudah berfikir tentang indikator penting bahwa mencari pasangan itu harus serius dengan hidupnya dan harus tahu bagaimana merencanakan sesuatu secara finansial,  pada fase ini tabir mengenai kompleksitas ke-ruwetan dan problema kehidupan mulai tersingkap , sekedar ganteng saja  nggak akan cukup dijadikan pilihan.

Fase Insaf

Karena usia yang yang terus bertambah , ganteng hanya akan dianggap serpihan debu yang hinggap pada autofocus lensa mata para wanita matang , usia dapat memper-sempit dan membatasi parameter , pada kondisi ini mulai muncul kekhawatiran , si Cinta seyogyanya membutuhkan kepercayaan bahwa mereka akan diurus dan memulai berbagi tanggung jawab dalam memilih Rangga-nya bersama keluarga  , sudah bisa dibilang yang fana adalah ganteng , mapan finansial yang abadi  . Entah kenapa sya menyebutnya dengan Fase Insaf  , tiba saja tiba terpikir kata itu dikepala haha.

Fase Tidak Sadar

Fase yang terkhir adalah si Cinta dalam kondisi tak sadarkan diri dan akan memilih seseorang seperti sosok penulis yang baik santun , peduli , sopan , ringan tangan, bijaksana, bertanggung jawab , jujur, tidak merokok , ta'at rambu , ga parkir sembarangan , rajin menabung beriman dan aktif membayar zakat , fase ini harus menjadi pertimbanganya mutlak sebelum cinta siuman dari pingsannya , ha ha    *ini terserah serah saya lah wong tulisan saya suka suka saya haha ha, untuk yang terakhir ini harap abaikan fase ini. :D
Dan lalu pada akhirnya cinta akan mencari pasangan yang dapat memberikan pondasi terbaik untuk kehidupan masa depan bersama..

Pesona kegantengan akan memudar hilang bak instagram story yang rentan akan waktu, saya pun seperti tidak punya alasan yang bagus untuk membela wajah wajah ganteng diluaran sana jika disandingkan kemapanan,  namun ini tidak berarti kegantengan akan diabaikan , semuanya akan kembali bermuara pada si Cinta , jika cinta mengagap ganteng itu penting dan manakala mendapatkan pasangan yang mapan +  ganteng melibihi Rangga yang ada dipasaran itu bisa menjadi bonus dan rejeki nomplok sehingga akhirnya cinta hidup bahagia dengan pasangan terbaiknya ...

Cinta boleh saja tidak setuju dengan subyektifitas tulisan saya yang sifatnya mungkin..  mungkin lho ya ini,, mungkin., saya juga kurang pasti, jadi  jangan di bully...  :D 

// Faqih Badri , 14/02/ Nipah /11900

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun