Mohon tunggu...
BaBe
BaBe Mohon Tunggu... Supir - Saya masih belajar dengan cara membaca dan menulis.

Banyak hal menggelitik di dunia ini yang pantas dikupas!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bakti Menyatukan Daerah yang Terisolasi dengan Koneksi

7 November 2018   10:46 Diperbarui: 7 November 2018   10:50 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesawat ATR72-600 menyentuh landasan pukul 07.50 WITA di atas landasan yang cukup basah karena sehabis hujan pagi di Bandara Naha, Tahunan, Kepulauan Sangihe. Sebuah pulau yang bila diudara tampak tertutup dengan hutan Kelapa dan Cengkeh. Hanya ada satu kali penerbangan di pagi hari dari Manado, dan ke Manado dengan maskapai swasta.

Perjalanan ke ibukota yang terletah di Tahuna ternyata bisa dilalui dengan jalan yang cukup berkelok tetapi cukup mulus selama kurang lebih 30 menit, dengan pemandangan alam yang sangat indah.

Hidup di era sekarang tentu kita tidak bisa terlepas dengan apa yang namanya sinyal. Disinilah kita baru merasakan, menemukan sinyal di pulau yang sangat indah ini cukuplah susah. Dari obrolan dengan warga setempat, mereka merasakan hal yang sama tentang kualitas sinyal yang masih sangat terbatas dan sering putus-putus.

Untuk sinyal telepon, masyarakat masih bisa menikmati komunikasi melalui telepon yang di operasikan oleh operator swasta terbesar di negeri ini. Tetapi, saat kita menggunakan internet, kita akan dihadapkan dengan koneksi yang sangat lambat. Bila kita menemukan tulisan 4G yang aktif di ponsel kita, itu hanya tulisan saja, karena koneksi asli yang kita dapat dari BTS-BTS di Sangihe masih terhubung dengan satelit saat ini, bukan melalui fiber optik, sehingga sinyal 4G yang dipancarkan oleh BTS belum berkualitas 4G.

Semua ada 29 pulau berpenghuni di Kabupatan Sangihe, yang semuanya sudah terhubung dengan BTS saat ini, meskipun semua BTS masih menggunakan satelit untuk koneksi. 

Jangan berharap kita bisa mengakses Youtube dengan baik di daerah ini. Hanya beberapa tempat yang mendapatkan sinyal cukup baik, itupun di jam tertentu, terutama bukan di jam-jam sibuk.

Hal ini mungkin tidak akan terjadi lagi, karena saat ini pemerintah sedang menyelesaikan proyek Palapa Ring, sebuah proyek yang menghubungkan daerah-daerah di Indonesia melalui koneksi fiber optik, sehingga 2020 negeri ini Merdeka Sinyal.

Pemerintah sejak 2015 lalu berkomitmen menyelesaikan membangun layanan telekomunikasi dan internet di seluruh pelosok dimana operator belum menjangkau. 

Bila saat ini ada sebuah situasi yang sangat menyedihkan soal komunikasi, dimana di pulau Jawa masyarakat bisa mendowload konten internet dengan koneksi cukup cepat dengan biaya murah, sedangkan di luar Jawa terutama di Indonesia Timur koneksi yang didapat masyarakat cukup lambat dan biaya sangat mahal, kesenjangan ini yang ingin dihilangkan oleh pemerintah.

Pemerintah melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) di bawah Kementerian Kominfo mentargetkan seluruh jaringan fisik fiber optik selesai di tahun 2018 ini. Proyek dengan nama Palapa Ring ini akan menyambungkan 57 kabupaten yang belum terhubung dengan koneksi kabel optik dari 514 kabupaten yang ada di Indonesia.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan informatika (BAKTI) merupakan unit organisasi noneselon di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mempunyai tanggungjawab melaksanakan pengelolaan pembiayaan Kewajiban Pelayanan Universal dan penyediaan infrastruktur dan layanan telekomunikasi dan informatika.

RW Panca Gelora, Direktur PT LEN Telekomunikasi Indonesia (kiri) bersama Anang Latif Direktur Utama BAKTI saat meninjau Beach Manhole, dimana menjadi tempat kontrol kabel laut masuk ke daratan di daerah Pananekeng, Tahuna Barat. dok pribadi
RW Panca Gelora, Direktur PT LEN Telekomunikasi Indonesia (kiri) bersama Anang Latif Direktur Utama BAKTI saat meninjau Beach Manhole, dimana menjadi tempat kontrol kabel laut masuk ke daratan di daerah Pananekeng, Tahuna Barat. dok pribadi
Proyek yang terbagi dalam tiga paket (Barat, Tengah, Timur) ini akan menyelesaikan total 12.148 kilometer jaringan fiber optik baik yang melewati darat dan lautan. Untuk Paket Tengah, yang jaringannya melewati Pulau Sangihe ini penanganannya dilakukan BAKTI dengan PT LEN Telekomunikasi Indonesia, dengan tanggung jawab sepanjang 2.995 kilometer jaringan.

Proyek yang dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo -- Jusuf Kalla ini dimaksudkan untuk menjangkau wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) agar mendapatkan pelayanan informasi yang merata. 

Ini sesuai dengan Nawacita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Affirmative policy atau kebijakan keberpihakan yang diambil pemerintah untuk menghubungkan masyarakat di wilayah 3T ini berjalan sesuai target.

Anang Latif selaku Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika menyampaikan "Salah satu komitmen kami dari 3 sektor informasi dan komunikasi mendapatkan sinyal baik itu sinyal seluler maupun sinyal untuk internet wifi bisa menjangkau bukan cuma di pulau besar yang dilakukan oleh operator ternama, tetapi pemerintah harus hadir bisa menjangkau di daerah 3T, termasuk perbatasan, sehingga komunikasi melalui handphone bukan cuma lewat suara, tetapi juga melalui layanan internet 4G."

Setelah seluruh jaringan fisik fiber optik selesai, diharapkan semua BTS yang saat ini masih menggunakan satelit akan terhubung dengan fiber optik, sehingga masayarakat akan mendapatkan koneksi 4G di semua wilayah secara merata.

"Kehadiran Internet mempunyai sisi positif dan negatif, dari sisi konten Kemenkominfo tidak bisa menjamin keseluruhan, perlu campur tangan guru, orang tua dan lingkungan dalam emmbatasi mana konten yang baik yang pantas di akses. 

Bagaimana internet mempunyai dampak yang positif bagi masyarakat, dimana masyarakat bisa berjualan online, bukan melulu belanja online, bagaimana produk-produk lokal bisa disalurkan melalui internet," imbuh Anang Latif.

Bila saat ini saya hanya mendapatkan sinyal yang terputus-putus, saya akan kembali ke sini tahun depan untuk merasakan kualitas sinyal yang lebih baik. 

Sangihe dengan pemandangan lautnya yang cukup cantik, pemandangan alamnya yang sangat asri punya banyak potensi masih bisa digali. Saya membayangkan beberapa tahun kedepan pantai-pantai di sini menjadi obyek wisata unggulan. Jaringan internet yang semakin kencang akan membuat wisatawan lebih nyaman untuk tampil di media sosial untuk memajang foto-foto dan video mereka.

Semakin baik koneksi internet yang kita dapat di obyek wisata, semakin mudah pula kita dalam mensosialisasikan obyek wisata tersebut. 

Indonesia adalah negara kepulauan, bila seluruh pulau-pulau berpenghuni terjangkau BTS dengan sinyal yang baik, negeri ini akan menjadi negeri yang maju dalam komunikasi dan informasi. Kesenjangan komunikasi yang selama ini terjadi di daerah terisolasi akan segera berakhir.

Sangihe 7 November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun