Mohon tunggu...
Pingky Septiana Risma Putri
Pingky Septiana Risma Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya Pingky Septiana, mahasiswa Universitas Airlangga fakultas Vokasi, semester 2 saya suka berorganisasi, berinteraksi dengan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penghambat Utama Gen Z dalam Memasuki Dunia Kerja Setelah Lulus

12 Juni 2024   21:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:17 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini mulai memasuki dunia kerja. Namun, mereka menghadapi berbagai tantangan yang membuat proses ini tidak mudah. Meskipun Gen Z dikenal sebagai generasi yang tech-savvy dan adaptif terhadap perubahan, statistik menunjukkan bahwa mereka mengalami kesulitan yang signifikan dalam mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat potensi yang mereka miliki dalam mendukung perkembangan ekonomi dan inovasi di berbagai sektor.

Sebuah penelitian oleh McKinsey & Company mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran di kalangan lulusan Gen Z lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya pada periode yang sama setelah lulus. Di Amerika Serikat, misalnya, tingkat pengangguran untuk Gen Z pada tahun pertama setelah kelulusan mencapai 16%, lebih tinggi dari tingkat pengangguran lulusan Milenial yang sebesar 12% pada periode yang sama. Di Indonesia, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk lulusan perguruan tinggi mencapai 7,35% pada tahun 2023, di mana sebagian besar adalah lulusan Gen Z.

Terdapat beberapa alasan mengapa Gen Z lebih sulit mendapat pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya:

1. Kurangnya Pengalaman Kerja: Banyak perusahaan yang masih mengutamakan pengalaman kerja dalam proses rekrutmen. Lulusan baru sering kali belum memiliki pengalaman yang memadai, sehingga mereka kurang kompetitif dibandingkan kandidat yang lebih berpengalaman.

2. Perubahan Industri: Revolusi Industri 4.0 telah mengubah banyak aspek pekerjaan, dengan banyak pekerjaan tradisional digantikan oleh otomatisasi dan teknologi baru. Gen Z harus bersaing dalam lanskap kerja yang terus berubah dan lebih menuntut keterampilan digital.

3. Tingkat Persaingan yang Tinggi: Dengan semakin banyaknya lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi lebih ketat. Selain itu, banyak perusahaan yang mengalami pengurangan tenaga kerja akibat dampak ekonomi global, sehingga kesempatan kerja menjadi lebih terbatas.

Lalu adapun kompetensi yang  harus Dimiliki Gen Z untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Meskipun menghadapi banyak hambatan, Gen Z memiliki berbagai kompetensi yang dapat diandalkan:

1. Keahlian Teknologi: Gen Z tumbuh dalam era digital, sehingga mereka cenderung lebih mahir dalam menggunakan teknologi dan media sosial dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka juga lebih cepat beradaptasi dengan alat dan platform digital baru.

2. Kreativitas dan Inovasi: Terbiasa dengan berbagai platform kreatif seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, Gen Z memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah.

3. Kesadaran Sosial dan Lingkungan: Gen Z cenderung lebih sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka membawa perspektif baru dalam bagaimana bisnis harus beroperasi dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

Adapun Solusi Agar Gen Z Cepat Mendapat Kerja Setelah Lulus, diantaranya:

1. Magang dan Kerja Paruh Waktu: Sebelum lulus, mahasiswa Gen Z sebaiknya aktif mencari pengalaman melalui magang atau pekerjaan paruh waktu. Ini dapat memberikan mereka pengalaman praktis dan meningkatkan daya saing di pasar kerja.

2. Pengembangan Keterampilan: Mengikuti kursus online atau pelatihan yang relevan dengan bidang pekerjaan yang diminati dapat membantu meningkatkan keterampilan. Platform seperti Coursera, Udemy, dan LinkedIn Learning menyediakan berbagai kursus yang dapat diakses secara online.

3. Networking: Membangun jaringan profesional sejak dini sangat penting. Menghadiri seminar, bergabung dengan komunitas profesional, dan memanfaatkan platform seperti LinkedIn dapat membuka peluang kerja yang lebih banyak.

4. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Gen Z harus siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan di dunia kerja. Fleksibilitas dalam memilih pekerjaan dan keterbukaan terhadap berbagai peluang yang ada dapat meningkatkan kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan.

5. Meningkatkan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, dan kemampuan memecahkan masalah juga sangat penting. Mengembangkan soft skills dapat membuat lulusan Gen Z lebih diminati oleh perusahaan.

Gen Z menghadapi tantangan yang unik dalam memasuki dunia kerja, tetapi dengan strategi yang tepat, mereka dapat mengatasi hambatan ini. Penting bagi mereka untuk terus mengembangkan keterampilan, mencari pengalaman praktis, dan membangun jaringan profesional. Dengan demikian, Gen Z dapat memaksimalkan potensi mereka dan sukses di pasar kerja yang kompetitif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun