Pada salah satu bagian Candi Tinggi terdapat celah kosong yang dapat dilihat oleh pengunjung dengan izin tourget. Pengunjung diperingatkan untuk tidak mengambil, menginjak atau merusak bangunan candi. Candi Muaro Jambi dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Melayu, yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya arca Buddha yang ditemukan di kompleks candi.Â
Seperti inilah penampakan celah kosong yang menampakkan bagian kosong candi dan unit pembangunan bukan hanya sebongkah bata saja yang disusun, melainkan masih ada tersisa rongga yang tidak diketahui apa tujuannya. Sore hari tak terasa, saya meninggalkan Candi Muaro Jambi dengan perasaan takjub dan kagum. Perjalanan ini membuka jendela pengetahuan tentang kejayaan masa lalu dan kekayaan budaya Jambi.Â
Candi Muaro Jambi dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Melayu (masih berkaitan dengan Candi Padang Roco yang terdapat di Dharmasraya), yang mayoritasnya beragama Buddha.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya arca Budhha yang ditemukan di kompleks candi.Â
Saat ini, Candi Muaro Jambi tidak lagi digunakan untuk untuk ibadah secara aktif. Kompleks candi ini telah menjadi situs purbakala dan objek wisata budaya.
Meskipun tidak digunakan secara rutin, Candi Muaro Jambi menjadi tempat diadakannya berbagai kehiatan keagamaan Buddha, seperti Waisak dan Kathina. Kegiatan ini biasanya diadakan setiap tahun dan menarik banyak wisatawan dan  umat Buddha dari berbagai daerah.
 Keindahan arsitektur candi, kekayaan sejarah, dan suasana alam yang asri menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai tempat wisata yang tak terlupakan. Candi Muaro Jambi bukan hanya situs sejarah biasa,namun tempat wisata yang edukatif dan inspiratif Kunjungan kali ini membuka wawasan tentang kekayan budaya yang dimiliki oleh IndonesiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H