Mohon tunggu...
Renewable Energy Team
Renewable Energy Team Mohon Tunggu... Lainnya - Human

Jangan membaca sampai koma, tapi bacalah sampai titik. Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan komentar , kritik dan saran sangat berarti bagi penulis terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

yang Muda yang Berkarya: Inovasi Mesin Roasting Kopi Berprinsip Ilmu Mata Kuliah dan Berbahan Lokal Pride Indonesia

22 Agustus 2021   01:32 Diperbarui: 22 Agustus 2021   09:46 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koordinasi para Dosen dan Perangkat Desa 

5 orang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang yang didampingi oleh 4 Dosen Pakar Ahli membuat inovasi unik untuk UMKM "Kampoeng Kopi" Desa Sumberdem, Kab. Malang. Menindaklanjuti hasil analisis situasi yang sudah dilakukan oleh para peneliti, terciptalah inovasi mesin roasting kopi yang berprinsip berdasarkan kajian eksperimental dari perpindahan panas dan hukum termodinamika. Inovasi mesin roasting kopi terbaru ini menggunakan bahan tanah liat dan keramik untuk bahasan dasar pembuatannya.

Tujuan dari penelitian ini diantaranya untuk memanfaatkan material tanah liat dan keramik dan mengetahui seberapa besar faktor kedua material mesin penyangrai kopi agar menghasilkan produk kopi dengan kualitas yang baik dan spesial. Para peneliti menyadari bahwa roaster yang mampu menghantarkan panas secara maksimal akan mempersingkat waktu proses roasting biji kopi. Tanah liat dan keramik merupakan contoh dari material lokal yang sangat baik dalam menghantarkan panas. Kedua material ini telah sejak lama dimanfaatkan untuk menciptakan berbagai wadah pada pembakaran dan pemanggangan pada suhu yang cukup tinggi di Indonesia. 

Koordinasi para Dosen dan Perangkat Desa 
Koordinasi para Dosen dan Perangkat Desa 

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data dimuai dengan cara observasi kondisi aktual tentang bagaimana masyarakat di desa dalam proses menyangrai biji kopi. Penggalian data dilanjutkan dengan mewawancarai petani kopi dan pendokumentasian kegiatan yang meliputi proses penyangraian biji kopi. Perangkat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah smartphone, tape recorder dan catatan lapangan. Data wawancara yang terkumpul akan dilakukan pengkodean untuk mempermudah dalam menganalisis dan mengkaitkan Sehingga data baku yang dihasilkan akan digeneralisasikan dengan sumber-sumber yang relevan dari buku-buku maupun jurnal untuk mengambil solusi permasalahan. Setelah data terkumpul, brainstorming dilakukan untuk menggali ide yang dapat menjadi pemecah masalah berdasarkan data dan fakta yang ditemukan di lapangan. Proses merancang mesin roasting kopi dimulai dengan membuat  komponennya terlebug dahulu. Setelah semua komponen mesin roasting siap, maka langkah selanjutnya adalah assembly dari komponen tersebut dan juga assembly komponen eletriknya. Langkah berikutnya yaitu melakukan trial and error untuk mengetahui kekuarangan dari mesin roasting tersebut, apabila tidak ada kekurangan maka akan dilakukan finishing. Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun buku panduan tentang tata cara membuat mesin roasting kopi skala home industries dimana buku panduan tersebut berisi tentang desain mesin roasting, elemen mesin yang digunakan dan tata cara membuat komponen mesin roasting yang dibutuhkan.

Konsep Desain Inovasi Mesin Roasting Kopi
Konsep Desain Inovasi Mesin Roasting Kopi
Untuk mendapatkan kopi berkualitas tinggi, proses roasting memegang peranan kunci. Pada tahap roasting, biji kopi mengembangkan sifat organoleptik spesifik dalam hal rasa, aroma, dan warna. Proses roasting dapat dibagi menjadi dua bagian utama: pertama, tahap pengeringan saat suhu biji di bawah 160 derajat C, lalu diikuti oleh fase roasting, dimana suhu biji meningkat hingga 260 derajat C. Ketika suhu kopi mencapai 190 derajat  C, Secara sederhana, kopi hasil  roasting digambarkan dengan tingkat roasting terang, sedang, atau gelap, tergantung pada warnanya.Tingkat roasting dinilai dengan mengukur pantulan cahaya biji giling, atau hanya dengan inspeksi visual terhadap warna biji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh suhu roasting  terhadap derajat roasting kopi dengan melakukan uji coba terhadap bahan yang digunakan untuk menyangrai kopi diantaranya keramik, tanah liat,dan alumunium untuk mendapatkan waktu dan tingkat kematangan pada waktu yang sama dan suhu yang berbeda. Penelitian menggunakan sampel kopi Arabika hijau yang diperoleh dari Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Biji kopi yang rusak dipilih dengan tangan, sehingga lot sampel hanya terdiri dari kopi berkualitas baik dengan ukuran yang sama. Sampel 100 gram kopi yang dipilih kemudian dipisahkan dan diroasting secara terpisah antara keramik, tanah liat dan alumunium sesuai dengan kondisi pemrosesan yang ditentukan dalam waktu yang sama. Derajat roasting ditetapkan berdasarkan pengukuran penurunan berat kopi (persen perbedaan dalam berat sampel sebelum dan sesudah roasting) dan inspeksi visual dari warna eksternal biji. Sampel kopi hasil roasting disimpan dalam wadah tertutup pada suhu kamar. Tepat sebelum setiap analisis, kopi digiling dengan penggiling manual. Sampel kopi hasil roasting dengan bahan roasting yang berbeda dilakukan tester untuk mendapatkan rasa, aroma, dan tingkat kematangan yang merata.

Percobaan Eksperimen Manual untuk Pengolahan Data Awal               
        googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Percobaan Eksperimen Manual untuk Pengolahan Data Awal googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});

Alat dan Bahan

Alat:

  • Tungku roasting keramik
  • Tungku roasting tanah liat
  • Tungku roasting alumunium
  • Termometer
  • Pemanas api
  • Stopwatch
  • Wadah penyimpan kopi

Bahan:

  • Kopi arabika 500 gram

Kesimpulan

  • Tungku dengan bahan keramik menghasilkan waktu lebih cepat dari tungku tanah liat dan alumunium, terbukti waktu yang tercatat masing-masing adalah 11, 30, dan 12 menit.
  • Tungku dengan bahan keramik menghasilkan aroma yang lebih tinggi dari tungku tanah liat dan alumunium, terbukti dari hasil yang telah di uji coba masing-masing mendapat nilai 3,1,2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun