Aku masih penasaran, jadi ku Tanya lagi pertanyaan yang sama kepada orang lain.
" Apakah anda waras ? ".
" Apakah kamu tidak lihat ? Saya sangat bahagia tinggal disini. Makan, minum, dan kebutuhan lain saya terpenuhi di tempat ini. Saya sangat waras. Mustahil saya bisa sangat bahagia seperti ini jika saya tidak waras. ", celoteh orang tersebut sambal memakan sebuah roti yang dioles kuah rendang.
Aku masih belum puas dengan jawaban orang-orang tersebut. Aku mencari lagi orang lain, dan bertanya dengan pertanyaan yang sama lagi.
" Apakah anda waras ? ".
" Baju , jam, topi, serta semua yang melekat di badanku ini adalah hasil kerja keras ku selama ini. Bagaimana mungkin aku memperoleh semua ini tanpa tekad yang kuat. Tentu saja aku waras ! ", bentak pria yang memakai baju compang-camping beserta ikatan kepala dari kain sarung dan di tangannya terdapat gambar jam dari spidol yang mungkin dicoretnya sendiri.
Masih dengan rasa penasaran yang dalam, aku menghampiri orang yang duduk di kursi yang berada di selasar teras. Orang itu terlihat gagah dengan baju seragam dengan lencana yang ternyata adalah pin dan bros.
Kudekati orang itu dan bertanya, " Apakah anda waras ? ".
Orang itu menjawab, " Suatu kehormatan dapat bertemu denganmu. Sebagai pimpinan dan pejuang dari gerakan bela rakyat, aku siap membantumu jika kau butuh pertolongan."
Jawaban mereka semua terdengar aneh bagiku. Aku berjalan ke tepian taman, dan terdapat sesorang yang sedang membaca koran sambil menikmati kopi dan rokok. Kuamati lebih dalam, terlihat koran tersebut tertanggal 20 Juni 1985 dalam posisi terbalik. Akhirnya aku mencoba bertanya lagi kepada orang ini, namun dengan pertanyaan yang berbeda.
" Apakah anda baik-baik saja ? ", tanyaku dengan nada yang pelan.