Membandingkan revolusi mental Jokowi dan bangsa kacungnya Prabowo, sangat jelas perbedaannya yang satunya inspiratif,dan solutif , satunya lagi penghinaan dan provokatif.
Dengan mengatakan bangsanya jadi kacung , menunjukan penghinaan yang sangat jelas. Walaupun tidak salah bahwa bangsa ini dibawah bangsa lain, dan rakyat menjadi kacung pemimpin,Rakyat sudah hidup susah, diperalat, dihina pada saat pemilihan minta dipilih dengan janji setinggi langit.
Bangsa ini menjadi kacung bukan kesalahan rakyatnya, tetapi ini semua ulah pejabat pemerintahan. Bangsa ini bisa diatur negara lain berawal dari pemerintahan orde baru , dimana pejabatnyamudah disuap. Bangsa lain mudah menjarah dan menguasai kekayaan alam indonesia asalkan dia bersedia menyuap, bahkan pejabat mendapatkan saham tanpa mengeluarkan modal, dan itu telah menjadi tradisi sampai sekarang. bangsa lain hanyalah memanfaatkan kelemahan ini.
Bangsa ini menjadi kacung juga diakibatkan oleh pemimpin yang otoriter. Yang selalu berusaha menutup mulut mereka yang tahu kebenaran, agar pemerintah bisa terus membodohi rakyat, hasil sebagian kekayaan alam masuk kekantong para pejabat sedangkan rakyat seperti anak kecil yang diberi permen.
Yang menarik adalah Prabowo disaat ordebaru memiliki kekuasaan, bahkan berada dalam lingkungan keluarga Presiden, yang suara kritisnya sedikit banyak pasti didengar. apakah pernah dia mengkritik pemimpin saat itu, atau sebaliknya dia mendukung usaha pemimpin saat itu dalam menutup mulut orang-orang yang menyuarakan kebenaran…
Jika saat pilpres nanti Jokowi yang menang maka harapan untuk rakyat Indonesia ini bebas dari perkacungan, dan perbonekaan terbuka lebar.
Sekian unek-uneknya..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
