Mohon tunggu...
pincen januari
pincen januari Mohon Tunggu... lainnya -

civil

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tanggapan Atas Tulisan "Debat Kedua: Kala Keduanya Gagal Paham Utang"

16 Juni 2014   20:33 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:29 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan Debat Kedua: Kala Keduanya Gagal Paham Utangyang ditulis oleh saudara Ietem

Walau saya bukan seorang ekonom, bukan pula orang yang punya segala gelar, jelas saya tahu perbedaan investor dan kreditor. Contoh yang diberikan dalam tulisannya adalah hutang konsumtif dalam rumah tangga. Jika anda ambil kpr dan kredit mobil itu urusan dengan kreditur bukan investor. Contoh kecil investor, teman anda melihat usaha anda ada prospek, dan menanamkan uangnya pada usaha anda, sehingga anda yang tadinya kredit 1 mobil, sekarang bisa membeli 5 buah mobil untuk pendistribusian barang , dan kapasitas produksi juga meningkat, tentu saja dengan konsekuensi keterbukaan dan pembagian laba..

Memang judulnya seolah-olah netral tetapi isinya lebih memojokkan visi misi capres no urut 2. Seolah-olah Capres Jokowi orang yang anti Hutang. Seolah – olah dia lebih mengerti hutang padahal yang dia contohkan adalah hutang dalam keluarga. Jokowi yang telah menjalani profesi sebagai pengusaha dan kepala daerah tentu sangat paham antara investor dan kreditur. Mana pembangunan yang bisa mengajak investor dan mana yang harus pendanaannya melalui pinjaman.

Hutang negara saat ini yang bertambah penyebabnya karena defisit APBN. Defisit anggaran salah satunya karena penggunaan anggaran yang tidak efisien.Itulah sebabnya Jokowi berencana membuat e-government, e-budgeting dan e-procurement agar terjadi efisien APBN.

Tidak semua pembangunan insfrastruktur harus melalui kreditur ataupun diambil dari apbn, tetapi bisa ditawarkan pada investor.Dengan keahlian seorang Jokowi dalam negosiasi, tentu tidak sulit menyakinkan investor untuk pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan dan rel KA. bukan berarti tanpa perhitungan yang matang, maka pembangunan itu sendiri tidak akan memberatkan APBN. Perhitungan keuntungan dan kerugian pembangunan insfrastruktur dikerjakan oleh investor atau dari apbn tentu dalam pemerintahan banyak ahli ekonomi yang lebih tahu detail.

http://politik.kompasiana.com/2014/06/16/debat-kedua-kala-keduanya-gagal-paham-utang-666739.html



Gitu ajalah,



Salam Kompasiana (TVone) dan  tidak lupa Salam 2 jari



Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun