Mohon tunggu...
Pinasty
Pinasty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi (21107030022) Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Menjadi Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Teknologi Membuat Kesepian?

22 Februari 2022   07:23 Diperbarui: 22 Februari 2022   07:41 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengguna teknologi yang mengakibatkan kesepian. (Foto: Chenspec/Pixabay)

Seiring bertambahnya usia dunia, maka teknologi akan semakin maju dan perusahaan bersaing besar-besaran menciptakan teknologi canggih. Seperti yang ada sekarang teknologi elektronik, salah satunya handphone yang menjadi rumah dari media sosial dan paling banyak digunakan masyarakat luas.

Berkembangnya teknologi yang awalnya kita rasa membuat banyak teman, happy, namun disisi lain justru membuat kesepian. Menurut para ahli, kesepian sebagian karena disebabkan perkembangan teknologi atau teknologi modern yang membuat manusia minim dalam berinteraksi sosial secara langsung.

Dilihat dari media sosial yang ada sekarang memiliki banyak fitur-fitur, aplikasi-aplikasi, dan konten menarik, sehingga membuat manusia bergantung pada teknologi yang sepenuhnya dapat mengubah pola kehidupan mereka.
Dikatakan oleh kepala peneliti, Profesor Brian Primack dari School of Medicine, Universitas Pittsburgh dalam laman CNN Indonesia mengatakan bahwa "kita pada dasarnya adalah makhluk sosial, tetapi kehidupan modern cenderung mengkotak-kotakkan kita daripada membuat kita bersama."

Teknologi memang memudahkan manusia dalam beraktivitas. Namun tidak sepenuhnya manusia bisa bergantung dengan bermain media sosial. Karena semakin banyak waktu yang digunakan untuk bermedia sosial maka akan lebih sedikit waktu yang digunakan untuk berinteraksi sosial di dunia nyata.

Seperti yang sudah diketahui, berinteraksi secara tatap muka secara langsung akan berbeda dengan berinteraksi di dalam dunia maya. Mereka yang berinteraksi secara nyata akan lebih dapat feel-nya, lebih mengetahui karakter orangnya, mudah dalam berinteraksi, dimana akan lebih banyak pengalaman dan timbul rasa bahwa dirinya itu ada (mengakui keberadaan dirinya) sehingga membuat timbul rasa happy dalam dirinya dari interaksi dengan orang lain maupun dari dirinya sendiri. Namun sebaliknya, jika hanya berinteraksi di dunia maya manusia tidak akan melihat wajah yang diajak berkomunikasi, sehingga akan sulit dalam melihat baik tidaknya karakter seseorang, terlebih dalam dunia maya bisa menimbulkan penipuan terhadap orang karena katidaktauan keberadaannya antara satu orang dengan orang lain.

Media sosial didesain untuk membuat manusia terhubung dengan orang lain secara luas, namun justru membuat penggunanya merasa kesepian. Manusia yang hanya terpaku pada sosial media ia akan terus terpaku pada dunia mayanya dan lupa akan dunia nyatanya. Hal tersebut, membuat sosialisasi antar masyarakat, keluarga hingga dirinya sendiri sulit dibentuk, menyebabkan kurangnya pengalaman, sulit dalam berkomunikasi, menjadi orang yang lebih personal dan enggan bahkan sulit dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sifat yang sulit berkomunikasi karna sudah terpaku dengan dunia sosial medianya sehingga menjadikan sikap yang private membuat dunianya sepi akan keramaian di dunia nyatanya yang sebenarnya membuka lebih banyak kebahagiaan yang akan timbul.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Preventif Medicine, peneliti di Amerika Serikat, menemukan bahwa orang yang berselancar dengan dunia mayanya selama dua jam lebih dalam sehari, maka ia berarti telah melipatgandakan peluang rasa terisolasinya.
Dirangkum dari laman detikinet dari Inc Jum'at (22/6/2018) beberapa studi mengungkapkan bahwa setengah dari pengguna media sosial merasa kesepian karena:
Pertama, akan mempunyai hubungan antara satu dengan yang lain menjadi dangkal dan sulit. Artinya pengguna media sosial ia akan sibuk dalam membuat pencitraan dan biasanya akan banyak berhalusinasi kemudian di-posting dalam sosial media sehingga membuat hubungan dengan orang lain tidak sepenuhnya.
Kedua, screen time membuat pengguna internet atau sosial media sulit dalam membaca dan peka terhadap lingkungan sekitar. Misalnya chatting dengan teman menggunakan emoji tersenyum, namun ternyata didunia nyata dirinya sedang tidak baik-baik saja. Hal tersebut sama saja dapat membuat kelemahan dalam membaca seseorang secara nyata.
Ketiga, hubungan seseorang akan didasari kuantitas bukan kualitas. Pakar studi mengungkapkan bahwa banyak followers (teman) di sosial media akan lebih rentan mengalami stress karena settiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi apa yang ada di laman sosial medianya. Perlu diketahui bahwa mempunyai sedikit teman di dunia nyata akan lebih baik karena juga akan dapat membentuk mental yang baik dibandingkan dalam dunia maya yang bahkan kita tidak tau keberadaannya.
Keempat, seseorang yang sudah sulit dipisahkan dari dunia sosial media akan mengganggu interaksi komunikasi langsung. Seperti ketika berkumpul dengan banyak teman yang seharusnya menjadi momen saling bertukar pengalaman namun ketika beberapa temen telah sibuk mempermainkan handphonenya, maka teman yang lain akan merasa menjadi kedua dari sosial medianya, sehingga menjadi tidak sepenuhnya full bertemu.
Kelima, dengan adanya internet memungkinkan pekerjaan melakukan pekerjaannya dalam jarak jauh menggunakan media elektronik. Sehingga remote work akan mengurangi para pekerja dalam berkomunikasi, sehingga akan menjadi lebih sulit dalam menghadapi tujuan, memecahkan masalah yang dihadapi.

Para perusahaan teknologi memiliki banyak cara untuk mempermudah dalam setiap manusia satu dengan yang lain berkomunikasi melalui teknologi canggih yang ada. Terlebih pada tahun 2045 mendatang teknologi akan berkembang sangat pesat membuat aktivitas kehidupan akan berbeda dan sejatinya akan lebih membuat kesepian. Namun  kesepian dapat yang diatasi dengan kita sebagi konsumen harus bisa dalam mengontrol penggunaan media teknologi agar disetiap hari, Setiap bulan bahkan di tahun-tahun yang akan datang dengan teknologi yang baru dan makin canggih kita tidak merasa kesepian.

Jadi ajaklah teman, saudara untuk bertemu sekaligus mengikuti organisasi-organisasi sehingga akan mempunyai teman nyata yang akan mengurangi rasa kesepian karna terlalu sibuk dengan dunia digitalnya. Mengapa demikian? Karena bersosialisasi secara nyata atau langsung dapat membentuk rasa kebahagiaan dan membentuk kesehatan mental yang baik, selain itu akan terhindar dari depresi maupun stress.
Gunakan teknologi yang ada untuk memperoreh dan memberikan keperluan positif seluas-luasnya dan gunakan dengan terjadwal serta dapat memanfaatkannya dengan bijak dan baik. Karena teknologi yang berkembang harus tetap diikuti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun