Kasus positif Covid-19 hingga saat ini masih bertambah cukup banyak dan terus mengalami lonjakan yang cukup dahsyat. Hal ini diketahui, tidak lepas dari virus varian baru, yaitu Omicron atau dikenal dengan B. 1.1.529 yang merupakan keturunan SARS-CoV-2 (Covid-19).
Berdasarkan laporan WHO pada 14 Desember 2021 bahwa varian Omicron telah menyebar di 77 negara. Kini Indonesia menjadi salah satu negara yang terkonfirmasi virus baru Omicron. Dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI, yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa kasus pertama Omicron terjadi pada Kamis (16/12/21). Kasus penderita Virus baru Omicron ini terdeteksi pada salah seorang petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Â Jakarta yang berinisial nama N.
Perlu diketahui virus Omicron dinilai lebih cepat menyebar dibandingkan covid-19. Penyebaran virus Omicron tidak hanya menyerang orang lansia, komorbid, dewasa maupun remaja, tetapi juga dapat menyerang anak-anak, termasuk balita dan bayi.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (16/12/21) menghimbau masyarakat agar tidak pergi  ke luar negeri dan menghimbau masyarakat agar tidak panik, menggingat persebaran virus Covid-19 yang semakin bertambah dan adanya virus varian baru Omicron yang mulai menyebar.
Pasalnya, sejauh ini belum ada penelitian yang mengungkapkan bahwa Omicron membahayakan nyawa pasien, terlebih pada orang yang sudah melakukan vaksinasi.
" Waspada penting, tetapi jangan membuat perubahan ini panik. Sejauh ini varian Omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien yang sudah mendapatkan vaksin." Ungkap Jokowi dalam tayangan video YouTube, Sekretariat Presiden(16/12/21).
Maka dari itu Bapak Presiden Joko Widodo mengharapkan dan menghimbau masyarakatnya untuk segera melakukan vaksinasi yang sudah menjadi peraturan pemerintah.
Varian virus baru Omicron kini menjadi perbincangan "panas" bagi masyarakat, khususnya Indonesia. Omicron memiliki gejala yang hampir mirip dengan varian virus delta sebelumnya, tetapi  tetap memiliki perbedaan gejala. Hal ini diketahui melalui wawancara Profesor Iris Renggani (Ketua tim advokasi idis dan ketua perhimpunan alergi imunologi) dalam iNewSiang Rabu (9/2/22), mengatakan bahwa " ya, ya memang berbeda ya varian Omicron, dia lebih banyak bercokol di tenggorokan dibandingkan di saluran nafas bawah, ya kalau sedangkan delta lebih banyak di saluran nafas bawah."
Perbedaan gejala varian delta sebelumnya dan Omicron hampir memiliki kesamaan gejala, namun  pada tingkat perawatan virus Omicron lebih rendah dan biasanya orang yang terpapar virus Omicron dirawat  dengan  melakukan isoman, tetapi tetap pada pengawasan dan pengendalian dokter.
"Ya, jadi kalau kita hanya misalnya melakukan tesantigen atau swap PCR, itu yang bisa kita ketahui bahwa kita, orang itu hanya terkena Covid, hanya bisa mengatakan itu ya. Nanti kalau kita mau apa jenis variannya apa, itu harus ada pemisah tambahan ya, sekuensing ya dengan cara sekuensing, tetapi sekarang kebanyakan untuk dilakukan tuh cukup biaya lagi dan lebih lama lagi ya, tetapi yang jelas kita sekarang melihat dari gejalanya ya dari gejalanya kan berbeda dengan delta, tetapi bagaimanapun juga tidak bisa kita anggap ringan, tidak bisa dianggap sepele, awalnya seperti sepele tetapi itu tidak sepele. Jadi tetap harus dilakukan pengobatan, tetap harus berobat ke dokter..." lanjut, ungkap Profesor Iris Rengganai dalam wawancaranya.
Oleh karena itu, perlu digaris bawahi, untuk mengetahui apakah orang itu terkena covid-19 atau Omicron dapat diketahui secara cepat dan langsung dengan mengetahui gejalanya.
Lalu apa saja gejala-gejala Omicron?
Dirangkum dari wawancara Profesi Iris Renggani dalam iNewsSiang dan WHO, berikut 6 gejala Omicron yang perlu Anda Ketahui:
1. Nyeri tenggorokan. Dilangsir dari Everyday Health Senin (7/2/22) bahwa sakit tenggorokan menjadi gejala utama dari virus varian Omicron. Namun, gejala nyeri tenggorokan Omicron berbeda dari nyeri tenggorokan sakit flu biasa yang mana Omicron memiliki nyeri tenggorokan yang kering dan pedih.
2. Batuk kering, meskipun ada juga yang bergejala batuk berdahak tetapi memang awalnya gejala ini disertai batuk kering sehingga membuat tenggorokan tidak merasa nyaman.
3. Flu jika dilihat dari gejalanya akan sulit membedakan flu biasa dan flu Omicron, pada virus varian Omicron ini tidak muncul gejala hilangnya indera penciuman dan perasa, berbeda dari virus varian delta sebelumnya, hal ini dijelaskan oleh Profesor Iris Rengganai melalui wawancaranya dalam iNewSiang
4.Sakit kepala. Diungkap oleh Hospital Bekasi Utara, Sesmi Betris dalam laman Kompas.Tv menjelaskan bahwa ada perbedaan antara sakit kepala pusing dan sakit kepala gejala Omicron. Lantas apa yang membedakannya? Sesmi menegaskan bahwa sakit kepala yang disebabkan Omicron lebih pada terasa nyeri pada bagian kepala, bukan pusing  yang membuat penderita seperti dirasa berputar pada umumnya. Gejala sakit kepala Omicron lebih pada kedua sisi kepala dan terasa menusuk.
5. Nyeri sendi dan Nyeri otot. Meskipun virus Omicron berpotensi menyerang dibagian tenggorokan tetapi ada beberapa titik tertentu yang menjadi indikasi Omicron. Menurut App Study COVID Zoe dalam laman Liputan6 menjelaskan bahwa banyak orang yang terinfeksi Omicron mengeluhkan sakit pada otot dibagian kaki dan bahu, Layanan Kesehatan Inggris (NHS) menyatakan bahwa nyeri otot yang terjadi bisa mencakup rasa kaku, mati rasa atau bahkan kelemahan.
6. Mual. walaupun Virus Omicron lebih bercokol di tenggorokan tetapi mual bisa jadi menjadi salah satu gejala terinfeksi Omicron. Seperti yang dikatakan Dr Manoj Goel, Direktur Pulmonologi, Fortis Memorial Research Institute dalam Healthshots mengatakan bahwa orang yang mengalami gejala perut tanpa tanda keluhan pernapasan, misalnya muntah, sakit perut, mual, kehilangan nafsu makan dan diare, ini menjadi gejala Virus Omicron yang menginfeksi mukosa usus dan mengakibatkan peradangan.
Perlu diketahui, pencegahan virus baru Omicron dapat dilakukan dengan memakai masker, rajin mencuci tangan dengan air bersih, menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, menjauhi kerumunan, menghindari ruangan yang berventilasi buruk dan segera mendapatkan vaksin covid-19.
Apa saja yang harus dilakukan jika terinfeksi virus varian Omicron?
Dikutip dari akun YouTube Tribun Jogja Official, berjudul Apa Yang Harus Dilakukan Jika Terinfeksi Varian Omicron? menjelaskan adanya 3 langkah kewajiban bagi orang yang terinfeksi Omicron, yaitu diantaranya :
1. Isolasi Mandiri
Ketika seseorang terpapar covid-19 ataupun Omicron dengan hasil test PCR positif maka harus sesegera mungkin penderita untuk mengisolasi diri bahkan tidak bergejala sekalipun selama 10 hari.
2. Memberi tahu semua orang yang sebelumnya berkontak langsung dalam sepekan terakhir, agar mereka segera melakukan test PCR dan melakukan panduan-panduan pengobatan.
3. Memilih pengobatan
Para ahli mengatakan, suatu keharusan dalam memantau penderita varian Omicron. Dengan menggunakan alat Pulse Oximeter guna mengamati kadar oksigen dalam darah. Sekitar 95%-99% kadar oksigen orang normal, sehingga jika kadar oksigen anda kurang dari rata-rata anda harus mewaspadai dan langsung melakukan test PCR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H