Peningkatan literasi dan numerasi terus digencarkan oleh pemerintah melalui berbagi cara.
Terutama bagi sekolah-sekolah yang memiliki akses sulit dan membutuhkan pembinaan serta
saluran tenaga pendidik lebih ekstra. Program dari pemerintah untuk menangani hal tersebut
dilakukan dengan diadakannya Kampus Mengajar 4. Kampus mengajar 4 dalam pelaksanaannya
melibatkan beberapa mahasiswa menjadi fasilitatornya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Kemendikbud RI) menyelenggarakan kebijakan Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM) yang memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa
belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas perkuliahan serta meningkatkan kompetensi
baik soft skills maupun hard skills mahasiswa agar lebih siap sebagai calon pemimpin masa depan
bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Kami beranggotakan 5 mahasiswa yang berasal dari kampus-kampus berbeda dan program studi
yang beda-beda pula. Kami di tempatkan di SMP Negeri 4 Kemangkon, sekolah yang cukup jauh
dari pusat kota yaitu Kota Purbalingga. SMP Negeri 4 Kemangkon merupakan sekolah yang
bertempat di desa Kedunglegok, RT 04 RW 02, Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah.
Pelaksanaan program kampus mengajar di SMP Negeri Kemangkon ini berpusat kepada
peningkatan literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi. Hal ini sejalan dengan tujuan diadakannya
kampus mengajar. Bukan saja karena hal tersebut, hal ini juga kami tinjau saat di lapangan bahwa
sekolah ini sangat kurang dalam adaptasi literasi, numerasi dan teknologinya.
Kami mencanangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan minat literasi,
numerasi, dan kemampuan teknologi siswa, diantaranya :
1. Program peningkatan literasi siswa
Seperti halnya tujuan dari diadakannya kampus mengajar ini, yaitu peningkatan literasisiswa. Program yang kami buat ini tentu bertujuan pula untuk peningkatan literasi siswa.
Kami membuat program ini karena rendahnya tingkat literasi siswa di SMP Negeri 4
Kemangkon. Mirisnya lagi, kami menemukan beberapa siswa yang belum bisa membaca
dan menulis di tingkatan siswa SMP. Hal tersebutlah yang membuat kami tergerak untuk
membuat program berbasis literasi. Program-program ini juga dimaksudkan untuk
membantu guru di sekolah tersebut. Berikut ini program literasi yang sudah terlaksana di
SMP Negeri 4 Kemangkon :
a) Open donasi buku melalui pamflet dan rekan mahasiswa lainnya
b) Bimbingan membaca dan menulis bagi siswa yang membutuhkan
c) 15 menit literasi sebelum pembelajaran di mulai
d) Pelaksanaan jumat literasi di dalam maupun di luar kelas
e) Literasi pada saat jam sholat dhuhur bagi siswa yang beragama non-muslim
f) Pembuatan ruang baca di perpustakaan
g) Pembuatan media pembelajaran kotak kata
h) Bimbingan mengaji bagi siswa yang belum bisa mengaji
i) Membantu proses belajar mengajar para guru
2. Program Peningkatan Numerasi Siswa
ketika berhadapan dengan persoalan yang bersangkutan dengan hitung menghitung.
Apalagi ketika menemukan sebuah persoalan yang sulit dipecahkan. Karena itulah kami
membuat sebuah program numerasi menggunakan media permainan UNO balok. Dimana
siswa harus mengambil balok yang sudah disisipi oleh pertanyaan. Disetiap balok UNO ini
terdapat sebuah persoalan numerasi yang siswa harus kerjakan secara berkelompok
maupun individu. Persoalan numerasi ini bersangkutan dengan pelajaran matematika
maupun IPA. Hal ini bertujuan agar siswa tidak mudah jenuh dengan persoalan numerasi,
karena dalam pelaksanaannya kami menggunakan media permainan yang mengasyikan.
Bagi siswa atau kelompok yang tidak menjawab, kami memberikan sebuah konsekuesi
berupa hukuman yang tidak memberatkan. Seperti menyanyi, menari atau bercerita tentang
apapun yang ingin mereka ceritakan.
3. Program Peningkatan Adaptasi Teknologi Siswa
Teknologi merupakan hal yang penting di era sekarang ini, terutama bagi generasi-generasi muda. Namun, hal yang kami lihat di lapangan secara langsung sungguh mengharukan.
Ditinjau dari beberapa siswa yang tidak dapat mengetik bahkan menyalakan komputer saja
meraka masih bingung. Sebab, dari pihak sekolahpun kurang untuk memberikan sarana
dan prasarananya kepada siswa itu sendiri. Dikarena dari pihak sekolah mengkhawatirkan
siswa akan merusak komputer yang ada di sekolah tersebut. Sungguh merupakan hal yang
membuat kami menjadi miris. Karena itulah kami membuat program pelatihan bagi siswa
untuk dapat mengetik dan pandai untuk menggunakan komputer. Lalu pelaksanaan AKM
Kelas yang diharuskan dari pihak Kemendikbud-RI juga membuat para siswa dapat belajar
untuk mengoperasikan komputer. Seperti menyalakan komputer, mengetik dan juga
menggunakan mouse. Sehingga nantinya jika mereka melanjutkan ke jenjang berikutnya
sudah tidak merasa bingung lagi untuk mengoperasikan komputer.